Belum genap tiga hari bangsa Indonesia memperingati Ulang Tahun Kemerdekaan ke-71 dengan berbagai cara, dalam kesederhanaan dan kemeriahan yang ada di dalamnya. Ingatan saya masih merekam dengan jelas mengenai berita di salah satu stasiun televisi nasional mengenai perkembangan pembangunan jalan Trans Papua, yang dilakukan oleh pemerintah.
Menurut berita tersebut, sejak Indonesia merdeka, baru pada pemerintahan sekarang Papua dibuatin jalan, yang diberi nama proyek Trans Papua. Jika proyek besar ini rampung, diharapkan dapat meningkatkan memudahkan masyarakat dalam menggerakkan roda perekonomian, sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat di Papua. Rampungnya Trans Papua diharapkan juga dapat membuat harga kebutuhan bahan pokok, harga bahan bangunan, termasuk harga bahan bakar minyak (bbm) jadi normal dan "manusiawi", tidak seperti yang selama ini terjadi.
Saat menonton update pembangunan jalan Trans Papua, spontan saya pun bergumam:
"GILA. Selama ini negara pemerintahan sebelumnya ngapain aja ya? Terlalu lama rakyat di Papua, yang juga terhitung warga negara Indonesia, seolah sengaja dibiarkan menderita, tanpa pernah ada realisasi untuk melakukan perbaikan. Proyek yang harus DISEGERAKAN seperti ini kok berjalan sangat lambat!"
Perasaan sedih, geram, gemas, dan senang ... semua bercampur jadi satu. Saya merasa sedih, geram, dan gemas karena selama ini negara benar-benar belum maksimal "hadir" untuk kesejahteraan dan kebaikan rakyat di Papua. Senang karena pemerintahan sekarang (terutama yang di pusat), mulai memperhatikan kondisi infrastruktur di Papua. Pekerjaan yang sudah dimulai, tetapi berjalan lambat, mulai dikebut dan hasilnya mulai terlihat.
Saya pun mencoba untuk menelusuri mengenai proyek Trans Papua ini dan sangat terkejut membaca perjuangan pemerintah, baik dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)Â maupun dari zeni tempur Angkatan Darat (TNI) yang terjun langsung dalam proses pembuatan jalur Trans Papua.
Dari laporan yang dimuat dalam blog http://tranpapua.blogspot.co.id/, yang merangkum data yang disajikan oleh http://finance.detik.com, saya semakin kagum dengan keseriusan pemerintah membangun Trans Papua yang jauh dari kata MUDAH.
Bayangkan saja, jika untuk merealisasikan proyek besar ini mereka harus:
*Membabat hutan!
*Menggarap permukaan yang berbukit-bukit dan daerah pegunungan!
*Menggarap jalan sepanjang 1.105,8 km!
*Berhadapan dengan OPM (Organisasi Papua Merdeka)!
*Biaya pengangkutan ekskavator yang mencapai 2 miliar!
*Dan masih banyak tantangan besar lainnya yang harus dihadapi
Syukurlah bahwa pemerintah pusat, pemerintah daerah melalui PUPR dibantu oleh pasukan dari TNI AD telah bersepakat, sekaligus membulatkan tekad bahwa pembangunan jalan Trans Papua harus diselesaikan. Proyek jalan Trans Papua ini nantinya akan dibuat sepanjang 4.325 kilometer, diselesaikan pada 2018, yang akan terhubung sampai ke daerah pedalaman Papua seperti di wilayah Wamena dan Puncak Jaya. Dana yang diperlukan diperkirakan sampai 40 triliun rupiah!Â
Senang rasanya melihat keseriusan pemerintah untuk membangun Papua. Selain jalan Trans Papua, pemerintah kabarnya juga akan memaksimalkan "tol laut" dan transportasi udara menggunakan pesawat hercules milik TNI, khususnya untuk mengangkut keperluan logistik di daerah terpencil.
Mari kita doakan bersama agar proyek Trans Papua dapat rampung sesuai jadwal yang direncanakan, juga program-program lainnya supaya Papua dapat semakin berkembang menuju ke arah yang lebih baik.
Selamat bekerja, untuk Papua dan Indonesia yang lebih baik! :-D
Bangga jadi Indonesia! :-D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H