Imbauan bernada nasihat dan peringatan ini sempat marak beberapa tahun silam. Entah siapa yang memulainya, imbauan ini kemudian menjadi viral dan disebarkan lewat berbagai cara. Menurut saya, tak ada salahnya jika imbauan yang sangat baik ini kembali digaungkan hari-hari ini.
Ramainya berita mengenai seorang pramugari maskapai penerbangan ternama oleh seorang Pembantu Rumah Tangga (PRT) masih mewarnai media massa, cetak, dan sosial kita. Peristiwa yang menjadi pelajaran yang sangat mahal bagi korban dan menjadi peringatan serius bagi kita semua.
Membaca berita tersebut, saya terus-terang agak geram dengan pelaku, tetapi juga menyayangkan "kebedohan" dari korban (maaf jika harus menulis demikian). "Bisa-bisanya dia membiarkan tubuhnya 'dinikmati' oleh orang yang belum sah menjadi suaminya, lewat foto-foto yang dikirim?" ucap saya spontan begitu menelusuri kisah faktual ini lewat internet.
Bahkan jika yang meminta itu suami atau istri kita (biasanya suami sih), apalagi lewat media internet atau media sosial, menurut saya si penerima pesan BERHAK untuk menolaknya. Bahkan bila perlu, segera dibahas secara serius seandainya sang suami benar-benar meminta foto/video istrinya dalam keadaan tanpa busana alias bugil.
Kegeraman yang lantas saya tulis di akun FB saya demikian:
Pelajaran berharga dari kasus pemerasan yang dialami seorang pramugrari yang baru ramai diberitakan. Jadi pengen nulis ini:
 "Ladies! Siapa pun yang meminta foto/video-mu dalam keadaan minim busana atau tanpa busana, JANGAN PERNAH dikirim sekalipun itu pacarmu. Pacar yang meminta foto kekasihnya atau memotret dalam kondisi tanpa busana ... LAYAK UNTUK DITENDANG tanpa harus berpikir ulang. Manusia itu tidak benar-benar mengasihimu, tetapi hanya memanfaatkanmu untuk kepuasan hawa nafsunya. Jangan bodoh dengan menuruti kemauannya karena alasan sayang!"
 SARAN BIJAK: "Jangan pernah bugil di depan kamera!"
(Kalimat terakhir adalah tambahan, mengutip komentar dari salah satu rekan FB)
Imbauan ini harus diserukan oleh: