Sudah terbayang betapa pentingnya darah yang merupakan komponen "pengangkut" dalam sistem peredaran darah pada tubuh manusia. Maka tak heran jika darah bercucuran keluar dari tubuh tiada henti, sel -- sel dalam tubuh tidak bisa mendapatkan nutrisi yang akhirnya akan mati dan sangat mungkin tubuh juga mengalami kematian.
Adakah obat?
Segala jenis penyakit keturunan sangatlah sulit untuk disembuhkan karena menyangkut gen yang merupakan unit mutlak suatu sel. Namun dalam dunia medis pasti terus dilakukan suatu penelitian untuk menemukan obat dalam kasus hemofilia ini. Di zaman sekarang ini sudah mulai banyak alternatif yang ditawarkan agar gejala hemofilia tersebut dapat ditekan menjadi seminimal mungkin. Prosedur pengobatan pada hemofilia juga sangat bergantung pada jenis hemofilia tersebut.
Pada hemofilia A dapat dilakukan dengan terapi standar yaitu pemberian hormon sintesis desmopressan. Hormon ini diberikan ke pasien melalui suntikan. Obat ini bekerja dengan menstimulasi faktor pembekuan darah yaitu faktor VIII, yang kemudian bisa tinggal di aliran darah lebih lama. Namun obat ini tidak dapat dikonsumsi terus menerus, hanya dapat dikonsumsi saat ingin melakukan prosedur yang dapat mengakibatkan pendarahan sedang seperti perawatan gigi.
Sedangkan pada kasus hemofilia B, terapi standar yang biasa diberikan adalah dengan mendonorkan jenis faktor pembeku. Biasanya donor berupa faktor pembeku darah sintetis yang diolahkan dengan darah penderitanya sendiri, prosedur ini sering dinamakan sebagai produk turunan plasma. Atau faktor prmbeku sintesis dapat diproduksi menggunakan sel rekayasa genetika yang membawa faktor manusia proses ini biasa disebut dengan faktor penggumpalan rekombinan. Namun dalam prakteknya harus dilakukan oleh ahli hematologi berpengalaman yang terbiasa merawat pasien dengan gangguan koagulasi.
Dan pada kasus hemofilia C, pasien biasanya akan mendapatkan terapi standar dengan menggunakan infusi plasma. Infus ini direkayasa untuk dapat menghentikan pendarahan yang banyak. Standar terapi ini sifatnya memang lebih ringan dari jenis terapi lain, dan tidak bisa ditemukan di banyak rumah sakit karena jarangnya kasus yang muncul.
Namun jika pasien belum mengetahui jika terkena riwayat hemfilia sedangkan sudah terjadi pendarahan besar atau biasanya saat setelah operasi, dokter akan memberi suntikan protein yang dapat menstimulasi faktor pembekuan darah. Tindakan ini dinamakan "on demand".
Namun ada satu penghambat yang dialami oleh penderita pengonsumsi obat -- obat hemofilia. Sebagian penderita, sekitar 20% hingga 30% dari penderita hemofilia A, dan 1% hingga 6% penderita hemofilia B mengembangkan antibodi "inhibitor" yang menyebabkan pengobatan menjadi tidak efektif. Antibodi dapat menghancurkan faktor pembekuan sebelum memiliki kesempatan untuk bekerja. Hal ini mejadi tantangan besar untuk dapat memecahkan masalah ini. Namun tak jarang juga inhibitor ini dapar diatasi. Saat antibodi berkembang, dokter mungkin menggunakan faktor penggumpalan dosis yang lebih besar atau mencoba sumber faktor pembekuan yang berbeda. Terkadang antibodi hilang.
Tak jarang juga jika tubuh mengalami rasa sakit akibat pembengakan dan nyeri terutama dibagian sendi, dokter akan memberikan  analgesik nonnamilotikatau sejenis narkotika lainnya. Dahulu antiinflamasi nonsteroidlazim digunakan, namun ternyata obat tersebut harus dihindari karena dapat mengakibatkan disfungsi trombosit sehingga justru malah menghambat proses pembekuan darah.
Apa yang terjadi saat terlambat dalam penanganan?
Saat tidak cepat ditangani, dalam kondisi terjadi pendarahan kerugian yang pasti terjadi adalah kekurangan darah. Namun saat tidak dalam kondisi pendarahan, adapun kerugian yang terjadi pada sendi, yaitu :
- Perdarahan internal pada sendi
- Perubahan bentuk sendi dan mengganggu fungsi sendi
- Pembengkakan selaput di sekitar sendi
- Nyeri, bengkak, dan kemerahan sendi
- Tekanan pada sendi dari pembengkakan, yang bisa menghancurkan sendi