Namun satu hal yang kita harus lihat bahwa sama halnya dengan sistem pertahanan udara anti pesawat, sistem pertahanan anti rudal juga perlu dilengkapi rudal pertahanan yang dapat menangkal serangan rudal (defensive missile) selain dari offensive missle.
Membangun sistem pertahanan udara anti rudal sepertinya juga tidak murah, misalnya situs csis.org menyebutkan bahwa rudal pertahanan Amerika dua kali lebih mahal daripada rudal serangnya, namun masih tetap lebih rendah daripada pesawat tenpur dalam hal pembelian, pengoperasian dan perawatan.
Namun untuk menjawab pertanyaan diatas, kita dapat melihat dari masing masing negara yang terlibat konflik ataupun peperangan.
Pada perang Rusia dan Ukraina, kekuatan pesawat tempur Ukraina yang baru mendapat hibah pesawat F-16 dari beberapa negara Eropa masih perlu melakukan pelatihan dan pengoperasian yang pastinya membutuhkan biaya lebih besar dan waktu.
Belum lagi kondisi dan keadaan yang dihadapi membutuhkan antisipasi yang mendesak sehingga penggunaan rudal baik dari darat maupun udara dengan drone dapat lebih cepat mengimbangi kondisi dan keadaan.
Sedangkan Rusia selain melakukan serangan rudal juga melakukan serangan udara dengan pesawat tempurnya dan pengebomnya ke daerah Ukraina.
Keadaan serupa pada konflik Israel dan Iran dimana Iran lebih banyak melakukan serangan rudal ke Israel, hal ini bisa dipahami dengan melihat Iran lebih banyak melengkapi militernya dengan rudal daripada mengganti pesawat militernya dengan yang lebih modern dan canggih yang berbiaya lebih tinggi. Iran dikabarkan masih mengoperasikan beberapa pesawat generasi 3 dan 4 awal seperti F-5, dan F-14,
Sedangkan pada sisi Israel kekuatan pesawat tempurnya jauh lebih modern seperti pesawat F-35 yang digunakan pada serangan udara ke daerah Iran beberapa waktu yang lalu.
Perang pada dasarnya memang berbiaya tinggi baik itu dari sisi peralatan dan perlengkapan militer maupun dampaknya, adalah tergantung dari kemampuan masing masing negara dalam memperkuat militernya.
Rudal terbilang lebih rendah biayanya baik pada produksinya maupun pengoperasiannya dibanding pesawat, latar belakang rendahnya biaya ini dapat membuat beberapa negara lebih memilih lebih banyak melengkapai dengan rudal -- baik itu rudal serang maupun rudal pertahanan.
Mereka tidak perlu menyiapkan stok perlengkapan dan peralatan perang, juga tidak perlu melakukan angkuf udara (airlift) pasukan dan lainnya dari pangkalan induk, belum lagi bila untuk mencapai negara yang dihadapi hsrus melewati negara lain yang pastinya diperlukan ijin.