Mohon tunggu...
Kompasianer Air
Kompasianer Air Mohon Tunggu... Wiraswasta - Komunitas Pecinta Aviasi

Terbang, wisata

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Airbus A 380, Sang Super Jumbo di Tengah Langkah Efisiensi Maskapai

10 November 2024   18:29 Diperbarui: 11 November 2024   09:11 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhasil, maskapai Singapore Airlines perlu mencari solusi untuk tetap dapat mengakomodasi peningkatan jumlah penumpang pada beberapa rute dalam.jaringan mereka.

Peningkatan jumlah pengguna transportasi udara akan selalu meningkat, dan karena itu pula memang pada satu sisi diperlukan pesawat yang memiliki daya angkut lebih banyak sehingga maskapai dapat mengangkutnya dalam satu kali penerbangan.

Pada sisi ini, pesawat Airbus A 380 telah menjawab itu namun efisiensi tidak hanya dapat dilihat dari satu sisi ini saja tapi juga sisi lainnya.

Maskapai mengenal dua sistem dalam hal melayani penerbangan pada jaringannya yaitu hub-and-spoke serta point-to-point, kedua sistem ini dapat memengaruhi efisiensi maskapai dan keefektifan biaya operasional.

Dalam sistem hub-and-spoke maskapai perlu mengumpulkan penumpangnya dari bandara pengumpan ke bandara pengumpul, atau bisa juga diartikan dari bandara sekunder ke bandara utama, namun tidak demikian pada sistem point-to-point dimana maskapai bisa menerbangkan penumpang langsung dari bandara keberangkatan sekunder ke bandara utama tujuan, tidak perlu harus ke bandara pengumpul di titik keberangkatan.

Kedua sistem inilah yang melahirkan pesawat Airbus A 380 dari sisi hub-and-spoke dengan bisa mengangkut lebih banyak, sedangkan Boeing dengan B 787 yang dapat mengangkut cukup banyak penumpang tapi bisa terbang dari bandara sekunder ke bandara utama di tujuan.

Dalam arti, maskapai dengan pesawat Boeing B 787 tidak perlu lagi menyediakan penerbangan dari bandara pengumpan ke bandara pengumpul, selain itu pesawat B 787 dengan mesin gandanya lebih irit bahan bakarnya.

Sedangkan para operator A 380 dapat melakukan efisiensi dari bandara utama keberangkatan dan kedatangan saja, itu pun tergantung dari jumlah bandara yang sudah siap secara infrastruktur melayani pesawat A 380

Pada sisi lainnya, Airbus memang telah berhasil menggeser kejayaan B 747, namun jangan dilupakan juga bahwa dunia penerbangan ketika itu juga dalam pergeseran ke era efisiensi dan itu pula yang menjadi dasar Boeing menghentikan produksi B 747.

Namun demikian, satu hal juga tidak bisa dilupakan bahwa permintaan pada penerbangan tidak hanya pada kursi pesawat tapi juga pada pengalaman penerbangan yang maksimum dengan segala fitur dan fasilitas berkualitas.

Pada sisi ini, pesawat A 380 adalah satu satu jawabannya dengan luas kabinnya dan dengan double decker nya yang sangat memungkinkan para maskapai menyiapkan segala fitur dan fasilitas tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun