Bagaimana dengan konsumsi bahan bakar dan emisi karbon nya ?
Perusahaan Natilus menyebut bahwa dalam hal konsumsi bahan baker dan emisi karbon yang dihasilkan, pesawat BWB mereka akan lebih irit 25% dan 50% lebih efisien biaya pengoperasiannys serta dengan lebih sedikit menghasilkan emisi karbonnya daripada pesawat tabung-sayap (tube--wing).
Dalam hal daya jelajah, pihak Natilus juga menyebut pada situsnya bahwa pesawat Horizon mereka akan memiliki daya jelajah 3,500 Nautical Miles, ini berarti pesawat Horizon ini setidaknya akan menjadi rival pesawat Boeing B 737-8 MAX serta varian dari Airbus A 320 yaitu A 321Neo dalam hal daya jelajah jika keduanya kelak masih diproduksi.
Pesawat BWB besutan Natilus ini juga akan memiliki tingkat kebisingan yang lebih rendah karena letak mesin pesawat berada di bagian belakang jauh dari kabin penumpang, berbeda dengan pesawat tube-wing yang letak mesin berada di sayap.
Perusahaan Natilus juga akan mengembangkan pesawat BWB untuk angkutan barang atau kargo bernama Kona dengan tanpa awak yang dapat mengangkut barang hingga 3,8 ton dengan jelajah pendek, pesawat ini dikabarkan akan mulai tersedia pada tahun 2026 nanti.
**
Dengan akan tersedianya pesawat BWB secara komersial, akankah era pesawat tabung-sayap akan berakhir ?
Mungkin iya dan tidak, ini jika kita melihat ambisi pabrikan Airbus dengan project ZeroE nya dimana ada beberapa pesawatnya yang masih dengan bentuk tube-wings dan ada pula yang dengan BWB, hanya saja penggunaan bahan bakarnya tidak lagi dengan bahan bakar fosil tapi dengan hidrogen dan listrik.
Kecepatan sudah sejak kelahiran pesawat airliner menjadi pertarungan antar pabrikan pesawat, mulai dari pesawat bermesin piston, turboprop hingga jet dan supersonik, demikian juga ukurannya yang hingga jumbo dan super jumbo.
Kecepatan pesawat memang dapat mempersingkat waktu perjalanan secara signifikan, namun bagaimana kecepatan konsumsi bahan bakarnya dalam setiap penerbangan yang dapat memengaruhi perubahan iklim dunia melalui emisi karbonnya ?.
Walau demikian, hanya waktu dengan antisipasi yang dapat menjawabnya, namun yang pasti adalah era aviasi hijau perlu segera digencarkan oleh industri aviasi terutama dari sektor pabrikkan pesawat untuk dapat memproduksi pesawat dengan tingkat konsumsi bahan bakar rendah serta langkah menuju nol emisi karbon (Fly NetZero by 2050).