Sebagian orang-orang di Negara Barat memasang "mistletoe" sebagai salah satu dekorasi Natal. "Mistletoe" bahkan sering kita dengar dalam lagu-lagu Natal klasik. Kalian mungkin juga pernah melihat adegan romantis yang dimainkan di film atau TV, di mana ada pasangan berciuman di bawah "mistletoe".
Terlepas dari popularitasnya, sebagian orang mungkin masih belum tahu apakah "mistletoe" itu dan bagaimana akhirnya dimasukkan ke dalam tradisi Natal di negara-negara Barat.
Apa itu "Mistletoe"?
Sebelumnya kita mulai dari awal tentang tradisi "mistletoe" yang menyatakan bahwa seorang pria diizinkan untuk mencium wanita mana pun yang berdiri di bawah rangkaian "mistletoe" dan jika ciuman ditolak, nasib buruk akan menimpa orang yang menolaknya.
Nah, sekarang kita telusuri lebih dalam tentang arti "mistletoe" sebenarnya. "Mistletoe"adalah sejenis tanaman semi-parasit atau benalu yang menghasilkan buah kecil- kecil berwarna putih dan tumbuh hampir secara eksklusif di pohon.
Seperti benalu lainnya, mereka menemukan rumahnya melalui kotoran burung. Saat benih mulai tumbuh, benalu menempel pada pohon mencuri air dan nutrisi penting yang dibutuhkannya untuk bertahan hidup.
"Mistletoe" bukan hanya benalu atau tanaman parasit yang berasal dari kotoran burung, tetapi asal usul nama itu sendiri juga cukup menarik. Berasal dari dua kata Anglo Saxon "Mistel" yang berarti kotoran, dan "Tan" yang berarti tongkat atau cabang.
Lalu dari mana asal tradisi mencium orang lain di bawah benalu atau "Mistletoe" tersebut?
Sejarah "Mistletoe"
Sejarah "mistletoe" berawal pada peradaban kuno abad ke-1 Masehi. Konsensus diantara para ahli adalah bahwa penggunaan "mistletoe" dalam bentuk ritual dilakukan sejak peradaban kuno Celtic Druid yang tinggal di Kepulauan Inggris, sekarang disebut Irlandia dan Skotlandia.
"Mistletoe" menjadi simbol suci kegairahan dan kesuburan bagi orang-orang Druid setelah mereka melihatnya mekar subur di pepohonan selama musim dingin yang ekstrim. Ini kemudian menjadi fokus utama dari "Ritual of Oak and Mistletoe", sebuah upacara yang membuat orang Romawi menyebut orang-orang Druid, "Barbar"
Cerita lain tentang "mistletoe"berasal dari mitologi Nordik. Dalam budaya ini, tanaman "mistletoe" adalah tanda cinta dan kedamaian.
Bermula ketika putra Dewa Odin, Baldur, diramalkan akan mati, ibunya Frigg, sang Dewi cinta, pergi ke semua hewan dan tumbuhan di bumi untuk mengambil sumpah bahwa mereka tidak akan menyakiti anaknya
Tetapi Frigg menyepelekan dan tidak menghiraukan "mistletoe", karena tidak tumbuh di atas bumi melainkan di atas pohon. Mengetahui hal ini Dewa licik Loki membuat panah dari benalu tersebut untuk digunakan membunuh Baldur yang perkasa.
Menurut salah satu versi mitos, para Dewa akhirnya mampu membangkitkan Baldur dari kematian. Dan Dewa Friggpun menyatakan benalu sebagai simbol cinta ketimbang digunakan sebagai alat pembuat panah yang menyakiti orang lain dan bersumpah untuk mendaratkan ciuman pada semua orang yang lewat di bawahnya.
"Mistletoe" sendiri mulai digunakan secara luas sebagai hiasan Natal di Inggris pada abad ke-18. Tradisi ini menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Bermula dari kalangan kelas bawah, yang tidak mampu membeli dekorasi Natal, tapi kemudian menyebar ke semua kalangan, akhirnya menjadi tradisi universal.
Jadi lain kali kita melihat pasangan berciuman di bawah "mistletoe", ingatlah bahwa semuanya berawal dari kotoran burung, benalu, Barbar, dan Dewi Norse. Aha!
Selamat Hari Raya Natal 2021. Semoga damai selalu bersama kita semua.
Widz Stoops, PC-USA 12.23.2021
Malam Jum'at #3 Edisi Natal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H