Hari Senin, seminggu sebelum bulan puasa, saya sibuk luar biasa di kantor. Beberapa klien datang tanpa membuat janji terlebih dahulu, menyebabkan agenda saya amburadul hari itu. Untungnya semua keinginan klien bisa terakomodasikan dengan baik, meski sempat 'sport' jantung!
Waktu menunjukkan pukul dua siang ketika seorang sahabat menelpon, mengingatkan akan janji yang telah kami sepakati untuk bertemu dengan calon klien yang akan dikenalkan kepada saya.
Badan saat itu sudah gemetaran, maklum sedari pagi hanya mengkonsumsi segelas kopi. Perutpun sudah kriuk-kriuk menagih jatah makan siang. Suatu hal yang takmungkin bisa ditolerir. Di bawah tekanan perut yang memberontak, akhirnya ide kilat terlintas.
Rumah makan cepat saji McDonald menjadi solusinya. Saya berpikir untuk memesan makanan melalui pelayanan "drive thru'". jadi tidak perlu repot-repot turun mobil dan dapat saya nikmati selama diperjalanan. Dengan demikian, sambil menyelam minum air.
Titik pemberhentian pertama pada jalur "drive thru'” McDonald adalah tempat pemesanan. Saya memesan makanan praktis, yang mudah dimakan sambil menyetir. Nuget ayam, kentang goreng dan segelas es teh manis.
Titik pemberhentian kedua adalah tempat dimana kita harus membayar pesanan. Baru saja hendak mengeluarkan dompet dari dalam tas, telpon berdering. Sahabat yang akan saya temui itu, menelpon dan harus saya jawab.
Untungnya pesanan saya bayar dengan uang pas sehingga tidak perlu banyak berkomunikasi. Walau terkesan tidak sopan berbicara ditelepon saat berinteraksi dengan kasir McDonald, tapi apa boleh buat, daripada sahabat saya marah jika panggilan teleponnya tidak diangkat.
Bre, begitu panggilan sahabat saya, langsung nyerocos menceritakan tentang si calon klien berikut potensi bisnis yang akan diberikannya. Saya mendengarkan dengan seksama sambil mencatat beberapa hal penting yang harus saya ingat.
Ketika pembicaraan berakhir, betapa terkejutnya saya! Posisi saya ternyata telah berada di Interstate. Itu berarti tempat pemberhentian ketiga di jalur “drive thru'” McDonald sudah jauh saya lewati tanpa berhenti mengambil pesanan, yang justru merupakan tujuan utama saya datang ke situ!
Perut saya langsung memaki, sumpah serapahpun keluar! Sementara hati yang baik mencoba menenangkan, "sudahlah, hitung-hitung beramal sama Ronald McDonald!"
"Pfff, story of my life!"