Bukti untuk pengaruh genetik pada sifat ditemukan ketika anak-anak yang telah diadopsi menunjukkan sifat-sifat yang lebih mirip dengan orang tua kandung mereka daripada orang tua angkat mereka. Bukti pengaruh lingkungan ditemukan ketika orang yang diadopsi lebih seperti orang tua angkatnya daripada orang tua kandung mereka.
Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya?
Selama dua dekade terakhir para ilmuwan telah membuat kemajuan besar dalam memahami peran penting genetika dalam perilaku. Studi genetika perilaku telah menemukan bahwa, untuk sebagian besar sifat, genetika lebih memegang peranan penting daripada pengaruh dari cara mengasuh.
Studi genetika molekuler juga telah mulai menunjukkan dengan tepat gen-gen tertentu yang menyebabkan perbedaan-perbedaan ini. Hasil studi tersebut mungkin membuat kita percaya bahwa nasib kita ditentukan oleh gen kita, tetapi ini sebetulnya adalah asumsi yang keliru.
Pertama, hasil dari semua penelitian harus ditafsirkan dengan cermat. Seiring waktu kita belajar lebih banyak tentang peran genetika, dan kesimpulan kita tentang pengaruhnya, kemungkinan akan berubah.
Penelitian saat ini di bidang genetika perilaku sering dikritik karena membuat asumsi tentang bagaimana peneliti mengelompokkan anak kembar identik dan fraternal, tentang apakah anak kembar sebenarnya diperlakukan dengan cara yang sama oleh orang tua mereka, tentang apakah anak kembar mewakili anak-anak secara umum, dan tentang banyak masalah lainnya.
Walaupun kritik-kritik ini mungkin tidak mengubah kesimpulan keseluruhan, harus diingat bahwa penemuan ini relatif baru dan tentunya akan diperbaharui seiring waktu (Plomin, 2000).
Kedua, penting untuk menegaskan kembali bahwa meskipun genetika itu memegang peranan, dan meskipun kita belajar lebih banyak setiap hari tentang perannya dalam banyak variabel kepribadian, tapi genetika tidak menentukan segalanya.
Bahkan, pengaruh utama pada kepribadian adalah pengaruh lingkungan yang tidak sama, mencakup semua hal yang terjadi pada kita. ini membuat kita menjadi individu yang unik. Perbedaan-perbedaan termasuk variabilitas dalam struktur otak, nutrisi, pendidikan, cara mengasuh, dan bahkan interaksi antar gen itu sendiri.
Perbedaan genetik yang ada saat lahir dapat diperkuat atau dikurangi dari waktu ke waktu melalui faktor lingkungan. Otak dan tubuh anak kembar identik tidak persis sama, dan mereka menjadi lebih berbeda ketika mereka tumbuh dewasa. Akibatnya, bahkan anak kembar identik secara genetik, memiliki kepribadian yang berbeda, sehingga sebagian besar adalah dari efek pengaruh lingkungan.
Karena perbedaan lingkungan yang tidak sama ini tidak sistematis dan sebagian besar tidak disengaja atau acak, akan sulit untuk menentukan dengan tepat apa yang akan terjadi pada seorang anak ketika ia tumbuh dewasa. Meskipun kita mewarisi gen kita, tapi kita tidak mewarisi kepribadian dalam arti tertentu. Efek gen pada perilaku kita sepenuhnya tergantung pada konteks kehidupan saat kita menjalaninya dari hari ke hari.
Berdasarkan gen kita, tidak ada yang bisa mengatakan manusia seperti apa kita nantinya atau apa yang akan kita lakukan dalam hidup. Lalu, bisakah buah jatuh jauh dari pohonnya? Itu semua kembali kepada diri dan lingkungan kita masing-masing.
Salam.
Sumber:
- Baker, C. (2004). Behavioural genetics
- Tinbergen, N. (1951). The study of instinct.
- Plomin, R. (2000). Behavioural genetics in the 21st century