Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen (IL) | "Fandango"

28 Maret 2020   21:52 Diperbarui: 12 Desember 2020   22:46 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi hari itu sebuah kapal penangkap ikan Amerika bernama "The Vestal Virgin" sedang berlayar di lepas pantai Greenland, ketika Kapten kapal yang bernama Andrew  melihat sebuah kapal pesiar berlayar tanpa tujuan melewati bongkahan es di lautan, seperti layaknya kapal hantu yang tak berpenghuni.

Meskipun sebagian besar badan kapal telah diselimuti es, Kapten Andrew masih dapat membaca nama kapal pesiar itu. "Fandango"

Mereka meneriaki kapal tersebut, tapi tidak ada satupun jawaban yang terdengar. Kemudian sang Kapten memutuskan untuk mendekati kapal "Fandango" dengan sekoci kecil bersama delapan anak buahnya.

Tiba di dekat kapal, mereka langsung menaiki "Fandango" dan melihat bahwa geladaknya telah tertutup oleh lumut hijau. Kapten Andrew beserta anak buahnya dengan hati-hati berjalan menuju ke bawah dek dan memasuki beberapa kabin di mana mereka menemukan sesuatu yang mengerikan.

Para penumpang kapal di dalam kabin tersebut lengkap dengan baju tidurnya terbaring mati di atas ranjang. Penasaran dengan apa yang terjadi, mereka memasuki kabin berikutnya.

Seorang gadis cantik berambut pirang panjang bergerai berbaring tersenyum di bawah selimutnya, mati membeku.

Mereka kemudian naik ke dek berikutnya, tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara musik mengalun. Kapten Andrew bersama delapan anak buahnya menelusuri di mana musik itu berasal.

Akhirnya sampailah mereka pada sebuah ballroom  besar yang di padati pengunjung tak bergerak bagai patung dengan pose sedang berdansa. Di sudut ballroom terlihat dua sejoli yang juga membeku, tangan mereka terlihat memegang gelas saling memandangi satu sama lain.

Keluar dari ballroom Kapten Andrew melihat seorang laki-laki dewasa dan anak kecil yang sedang berjongkok memegang kotak penuh dengan gula-gula di tangannya yang beku.

Semua barang-barang yang ada di dalam kapal "Fandango" terlihat utuh pada tempatnya masing-masing, hanya saja telah dipenuhi dengan debu yang sangat tebal.

Kapten Andrew kemudian memasuki ruangan Kapten kapal "Fandango".  Di sana ia melihat Kapten kapal sedang duduk membeku dengan pena di tangannya seolah sedang memasukkan data ke dalam buku yang terbuka di hadapannya.

Perlahan Kapten Andrew meraih buku itu. Sesaat dipelajarinya semua data yang ada dalam buku tersebut, dari situ ia dapat menarik kesimpulan mengapa semua awak di kapal mati membeku.

Pada perjalanan kembali ke tempat asalnya Kapten kapal "Fandango" memutuskan mencoba jalur riskan dengan membelok dari timur menuju barat laut untuk menghemat waktu.

Kapal "Fandango" kemudian terperangkap di antara sela gunung es di daerah Alaska Utara beberapa waktu lamanya, hingga semua yang ada di atas kapal akhirnya membeku mati kedinginan. Entah bagaimana "Fandango" berhasil keluar dari perangkap gunung es dan kembali berlayar melintasi laut tanpa arah tujuan. Tertiup angin.

Kapten Andrew meletakkan buku itu kembali ke tempatnya. Lalu ia langsung memerintahkan delapan anak buahnya untuk segera meninggalkan kapal "Fandango" ketika tiba-tiba saja lagu "A Whiter Shade Of Pale" mengalun terus-menerus dari ruangan ballroom.

We skipped a light fandango
Turned cartwheels 'cross the floor
I was feeling kinda seasick
The crowd called out for more
The room was humming harder
As the ceiling flew away
When we called out for another drink
The waiter brought a tray
And so it was that later
As the miller told his tale
That her face, at first just ghostly
Turned a whiter shade of pale



Catatan : Cerita ini adalah fiksi belaka yang terinspirasi dari lagu Procol Harum  berjudul "A Whiter Shade Of Pale". Mohon maaf apabila ada kesamaan nama dan tempat.

Widz Stoops 3/28/2020 - USA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun