Perlahan Kapten Andrew meraih buku itu. Sesaat dipelajarinya semua data yang ada dalam buku tersebut, dari situ ia dapat menarik kesimpulan mengapa semua awak di kapal mati membeku.
Pada perjalanan kembali ke tempat asalnya Kapten kapal "Fandango" memutuskan mencoba jalur riskan dengan membelok dari timur menuju barat laut untuk menghemat waktu.
Kapal "Fandango" kemudian terperangkap di antara sela gunung es di daerah Alaska Utara beberapa waktu lamanya, hingga semua yang ada di atas kapal akhirnya membeku mati kedinginan. Entah bagaimana "Fandango" berhasil keluar dari perangkap gunung es dan kembali berlayar melintasi laut tanpa arah tujuan. Tertiup angin.
Kapten Andrew meletakkan buku itu kembali ke tempatnya. Lalu ia langsung memerintahkan delapan anak buahnya untuk segera meninggalkan kapal "Fandango" ketika tiba-tiba saja lagu "A Whiter Shade Of Pale" mengalun terus-menerus dari ruangan ballroom.
We skipped a light fandango
Turned cartwheels 'cross the floor
I was feeling kinda seasick
The crowd called out for more
The room was humming harder
As the ceiling flew away
When we called out for another drink
The waiter brought a tray
And so it was that later
As the miller told his tale
That her face, at first just ghostly
Turned a whiter shade of pale
Catatan : Cerita ini adalah fiksi belaka yang terinspirasi dari lagu Procol Harum berjudul "A Whiter Shade Of Pale". Mohon maaf apabila ada kesamaan nama dan tempat.
Widz Stoops 3/28/2020 - USA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H