Pagi hari itu sebuah kapal penangkap ikan Amerika bernama "The Vestal Virgin" sedang berlayar di lepas pantai Greenland, ketika Kapten kapal yang bernama Andrew melihat sebuah kapal pesiar berlayar tanpa tujuan melewati bongkahan es di lautan, seperti layaknya kapal hantu yang tak berpenghuni.
Meskipun sebagian besar badan kapal telah diselimuti es, Kapten Andrew masih dapat membaca nama kapal pesiar itu. "Fandango"
Mereka meneriaki kapal tersebut, tapi tidak ada satupun jawaban yang terdengar. Kemudian sang Kapten memutuskan untuk mendekati kapal "Fandango" dengan sekoci kecil bersama delapan anak buahnya.
Tiba di dekat kapal, mereka langsung menaiki "Fandango" dan melihat bahwa geladaknya telah tertutup oleh lumut hijau. Kapten Andrew beserta anak buahnya dengan hati-hati berjalan menuju ke bawah dek dan memasuki beberapa kabin di mana mereka menemukan sesuatu yang mengerikan.
Para penumpang kapal di dalam kabin tersebut lengkap dengan baju tidurnya terbaring mati di atas ranjang. Penasaran dengan apa yang terjadi, mereka memasuki kabin berikutnya.
Seorang gadis cantik berambut pirang panjang bergerai berbaring tersenyum di bawah selimutnya, mati membeku.
Mereka kemudian naik ke dek berikutnya, tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara musik mengalun. Kapten Andrew bersama delapan anak buahnya menelusuri di mana musik itu berasal.
Akhirnya sampailah mereka pada sebuah ballroom besar yang di padati pengunjung tak bergerak bagai patung dengan pose sedang berdansa. Di sudut ballroom terlihat dua sejoli yang juga membeku, tangan mereka terlihat memegang gelas saling memandangi satu sama lain.
Keluar dari ballroom Kapten Andrew melihat seorang laki-laki dewasa dan anak kecil yang sedang berjongkok memegang kotak penuh dengan gula-gula di tangannya yang beku.
Semua barang-barang yang ada di dalam kapal "Fandango" terlihat utuh pada tempatnya masing-masing, hanya saja telah dipenuhi dengan debu yang sangat tebal.
Kapten Andrew kemudian memasuki ruangan Kapten kapal "Fandango". Di sana ia melihat Kapten kapal sedang duduk membeku dengan pena di tangannya seolah sedang memasukkan data ke dalam buku yang terbuka di hadapannya.