"Ya udah deh, satu meter boleh nggak?" Pinta saya tetap dengan senyum walau dalam hati sebal dengan keketusan bapak itu.
"Gak bisa bu, coba ibu ke toko-toko bahan lain di sini paling sedikit beli bahan itu dua setengah meter! Emang ibu buat apaan sih?" Tanyanya tambah ketus.
"Satu meter juga kebanyakan pak! Saya butuh kain cuma buat dipakai dalam ruangan kok!" Jawab saya dengan senyuman yang mulai menggaring.
"Mana cukup buat ruangan setengah meter, bu? Ruangan apaan?" Jawabannya semakin menyebalkan.
"Bukan buat ruangannya pak, tapi buat layar komputer yang ada dalam ruangan!" Celetuk Tini sambil memberi saya aba-aba untuk keluar toko dan mencari toko bahan lain yang penjaganya lebih ramah.
"Taelah ibu, layar komputer aje di hordengin, emangnye jendela bu!" Ujar bapak itu dengan nada sinis yang tentu saja bikin nafsu marah (biasanya diikuti dengan nafsu lapar) yang menjadi-jadi.
"Hellooo ... jangan salah pak! Komputer ibu ini ada Windows nya lho!" Jawab saya dengan nada tak kalah sinis pula. Sementara bapak itu terbengong, tidak mengerti apa yang saya katakan.
Tini tertawa cekikikan geli. Sebelum mengikuti saya keluar toko, dia menghampiri bapak itu.
"Windows itu bahasa Indonesianya jendela Pak! Catet!"
Bapak itu tidak menjawab. Saya lihat mulutnya ternganga, mungkin menunggu lalat masuk. Lumayan kan camilan siang gratis.