Mohon tunggu...
Widz Stoops
Widz Stoops Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Smile! It increases your face value.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sosbud | Titik Lingkaran Itu Akan Kembali ke Asalnya

12 Februari 2020   09:02 Diperbarui: 12 Februari 2020   11:25 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber website creative fabrica

Hati gadis kecil berkuncir dua itu melambung tinggi! Bagaimana tidak? Ini adalah hari istimewa baginya.

Pertama, karena laki-laki berpostur tinggi itu akan mengantarnya ke sekolah.

Kedua, karena dia mendapatkan uang saku!  Satu hal yang tidak selalu didapatkannya setiap hari. Ya, laki-laki yang kesehariannya dipanggil ‘daddy’ oleh si gadis kecil berkuncir dua itu memang selalu mengajarkan untuk hidup prihatin.

Suatu hari saat mengantarkannya menuju sekolah, tiba-tiba langkah kaki daddynya terhenti tepat di depan seorang anak kecil berwajah cemong dan berpakaian lusuh.

“ Kamu gak sekolah?” Tanyanya kepada anak kecil itu.

“ Gak, Pak!”

“Udah makan belum?”

“ Belum Pak! Emak gak masak dari kemarin!”

Pandangan daddynya tiba-tiba langsung beralih ke gadis kecil berkuncir dua.

“Uang saku yang baru daddy kasih tadi mana ?”

“Ada..”

“ Coba kasih ke anak itu, dia belum makan dari kemarin, perutnya lapar!”

Gadis kecil berkuncir dua itu langsung merengut, tidak mengerti mengapa ia harus mengorbankan uang sakunya yang hanya ia dapatkan sekali-sekali. Mengapa daddynya tidak memakai uangnya sendiri saja?

Namun ia mengerti, karena daddynya kerap mengajarkan untuk mematuhi perintah orang tua. Walau dengan perasaan kesal dan tidak ikhlas si gadis kecil terpaksa memberikan uang sakunya kepada anak kecil yang sama sekali tidak dikenalnya itu.

Cerita di atas adalah suatu kejadian kecil yang tidak terlupakan. Ya, gadis kecil berkuncir dua itu adalah saya ketika berumur sekitar 9 tahun.

“Berbagi kebaikan itu tidak harus berupa uang dan kebaikan itu bagai sebuah lingkaran, jika titik kebaikan itu dimulai darimu, percayalah satu saat nanti titik itu akan kembali kepadamu!” Begitu kata beliau yang akan selalu saya ingat hingga kini.

Tahun ini ulang tahun saya bertepatan dengan 15 tahun berpulangnya sosok yang dulu saya panggil daddy itu. Saya ingin merayakannya dengan istimewa. Ingin beliau diatas sana bangga bahwa saya mengamalkan ajaran-ajarannya.

Saya yakin Tuhan mendengarkan keinginan saya, karena jalan untuk mewujudkan hal ini berjalan dengan lancar meski dalam kurung waktu yang boleh dibilang sangat mendadak.

Siapa nyana kalau suatu hari tiba-tiba penulis Ropingi mengajak saya untuk bergabung di komunitas WA Group Kompasianer Penulis Berbalas, yang isinya penulis-penulis Kompasiana mulai dari yang amatir hingga senior.

Dan obrolan enteng dengan penulis Anies Hidayati tentang keinginan untuk mengadakan lomba kebaikan lewat tulisan di acara ulang tahun saya disambutnya dengan segala kerendahan hati, bahkan rela meluangkan waktunya cuma-cuma untuk kelancaran acara ini.

Penulis Zaldy Chan, yang tidak hentinya memberi masukan untuk kelancaran acara.

Elang Salamina,  tanpa ragu membantu membuatkan flyer cantik, walau sempat diubah beberapa kali, tidak sedikitpun komplain keluar darinya.

Atau penulis handal Giri Lukmanto, Lilik Fatimah Azzara dan Mim Yudarto yang  tengah-tengah kesibukan mereka tanpa berpikir dua kali bersedia dipusingkan menjadi juri semua tulisan-tulisan keren para partisipan.

Juri Pro Bono alias tanpa imbalan loh! Keren kan ?

Oh ya, tidak lupa Syahrul Chelsky yang rela bergadang mengumpulkan semua tulisan-tulisan yang masuk.

Dan para penulis-penulis lain di acara ini, semua berjuang dengan penanya, untuk satu harapan agar dapat berbagi kebaikan bagi orang yang ditulisnya.

Saya begitu tersanjung dalam waktu yang singkat terkumpul total 84 tulisan terdiri dari 45 puisi, 14 cerpen, 25 artikel yang ditulis oleh 45 penulis.

Selamat untuk para pemenang :

TOP 5

1. Ucup Ingin Sekolah Lagi  oleh Kang Marakara
2. Narasi Kesendirian Seni Bertahan Hidup dan Belajar Mencintai Diri dari Arbani oleh Syahrul Chelsky
3. Tempat Berpulang oleh Ikhlas (Julak Anum)
4. Umi Penjual Nasi Uduk Cari Untung Atau Buntung oleh Budi Susilo
5. Menggenggam Semangat Demi Satu Kata Sehat oleh Ummu El Hakim

Serta 45 penulis lainnya yang telah berpartisipasi.

1. Memmy Meyhonk
2. Dinda Pertiwi
3. Ozzy V
4. Ari Budiyanti
5. Dinar Setyaningrum
6. Johanis Malingkas
7. Bobby MSF
8. Siti Nazarotin
9. Ummu El Hakim
10. Ina Widyaningsih
11. Ikrom Zain
12. Ropingi
13. Hennie Triana
14. Jagat Alit
15. Aprianni Dinni
16. EcyEcy
17 Zahrotul Mujahidah
18. Mhutiah Alhasani
19. Kholilatul Ummah
20. Adelia TriEka
21. Ria Mi
22. Budi Susilo
23. Anna Harry
24. Kang Marakara
25. Ayah Tuah
26. Elang Maulana
27. Rini Yuni
28. Havid Yanuardi
29. Hendro Santoso
30. Latifah Maurinta
31.  Warkasa
32. Wulanekah
33. Fathur Mafianto
34.  Rustian Al Ansari
35. Alvian Mustikasari
36. Rifan Nazif
37. Hastira Soekardi
38. Ikhlas Julak Anum
39. Lesterina Purba
40. Swarna Hati
41. Samy Phantom
42. Syahrul Chelsky
42. Zaldy Chan
44. Lilik Fatimah Azzahra
45. Anis Hidayatie

Untuk traktiran yang saya janjikan, penulis Anies Hidayati akan atau mungkin telah mengkomunikasikan lebih lanjut kepada masing-masing peserta.

Dengan segala kerendahan hati, izinkan saya menghaturkan maaf apabila ada kekurangan dalam kelangsungan acara ini dan banyak terima kasih untuk semua yang terlibat sudah menemani saya dalam berbagi kasih dan kebaikan.

Semoga semakin banyak lingkaran-lingkaran kebaikan yang tercipta di Kompasiana dan percayalah titik lingkaran kebaikan itu suatu hari nanti akan kembali ke asalnya.
Amiin.

Salam !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun