Keesokan paginya saya menelpon Ann untuk mengucapkan selamat hari Natal sekaligus selamat ulang tahun. Ya, ulang tahunnya memang tepat di hari Natal. Ada yang aneh kali ini, saat saya memberikan kedua ucapan tersebut Ann tidak menanggapinya. Topik pembicaraan beralih ke muffin.
"Saya telah menemukan muffin itu!" Lapor Ann .
"Oh ya? Ada di mana Ann?" Tanya saya penasaran.
"Diatas kursi yang terdorong di bawah meja makan" Jawab Ann.
Saya cuma geleng-geleng kepala, karena tak pernah terpikir mencarinya di bawah meja makan.
"Mau saya antar ke gereja sore nanti, Ann?" Tanya saya.
"Ok, saya berangkat sekitar jam dua siang, tapi sebelum jemput tunggu telpon dari saya dulu ya" Jawab Ann.
Pukul dua siang berlalu, tidak ada telpon dari Ann. Hingga pukul empat sore telpon belum juga berdering. Saya mulai berpikir Ann pasti lupa akan niatnya pergi ke gereja. Pukul lima sore saya akhirnya memutuskan untuk mendatanginya.
Saat baru tiba untuk parkir mobil didepan rumah Ann, Mrs. Warner yang rumahnya terletak bersebelahan dengan rumah Ann datang menghampiri. Ada sebuah bungkusan plastik ditangannya. Wajahnya terlihat murung.
" Sekitar jam sebelas pagi tadi Ann merasa sesak dadanya dan menelpon 911. Staff medis datang untuk membawanya ke rumah sakit. Tapi sebelum pergi Ann sempat menitipkan bungkusan ini kepada saya untuk diberikan kepadamu!" Ujarnya sambil memberikan kantong plastik itu kepada saya.
"Lalu bagaimana keadaan Ann sekarang?" Tanya saya was-was.