Mengenai pembayaran tergantung dari Sanggar mana kita meminjam ondel-ondel.. Satu grup arakan ondel-ondel biasanya terdiri dari 4-5 orang. Sanggar akan memberikan pinjaman 100 ribu atau lebih kepada grup tersebut sebelum turun ke jalan.
Setelah mereka selesai mengamen, uang yang terkumpul digunakan untuk mengembalikan pinjaman sanggar, sewa ondel-ondel dan sisanya baru dibagikan kepada anggota grup. Pada hari yang beruntung setiap anggota mungkin bisa mendapatkan sekitar 50 ribuan.
Arakan ondel-ondel terkadang memang menjengkelkan beberapa pihak karena tidak hanya bikin macet tapi juga musiknya yang memekakkan telinga. Tapi dilain pihak ondel-ondel adalah ikon kebudayaan Betawi yang harus tetap di jaga eksistensinya dan juga sumber mata pencaharian bagi segelintir penduduk Jakarta.
Barangkali ada baiknya kalau arakan ondel-ondel diberikan jadwal waktu dan rute tertentu atau di sentralisasikan di satu tempat agar lebih teratur dan ini dapat dilakukan dengan memberikan pengarahan kepada para pengamen ondel-ondel melalui sanggar-sanggar pemilik ondel-ondel. Itu sedikit ide dari saya, mungkin kalian yang tinggal di tanah Betawi ada ide lain yang lebih ok? Atau kita serahkan ini sebagai PR bagi pemerintah Jakarta untuk menemukan solusinya?
Salam Hangat,
Perempuan Betawi yang numpang hidup di kampung Paman Sam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H