Yang jelas bulu kuduk saya berdiri dan mulai meragukan keputusan saya untuk tidur di sana malam itu.
Kamar 204 seperti layaknya kamar dengan gaya Victorian style. Ada sebuah buku tamu kecil berwarna merah muda di sebelah tempat tidur dimana para tamu yang menginap di kamar itu diperkenankan untuk menulis pengalamannya tidur di kamar Anna. Saya membaca beberapa tulisan.
Ada yang kaget terbangun tengah malam mendengar suara-suara gelas pecah. Ada juga seorang wanita yang menulis kalau ia melihat bayangan seseorang berdiri di ujung kaki tempat tidur, bahkan ada lagi wanita yang menceritakan bahwa dia meletakkan perhiasannya disatu tempat tapi beberapa jam kemudian pindah ke tempat lain.
Terus terang saya pribadi tidak mau main-main dengan ruh nya si Anna, saya ingin berdamai dan minta izin untuk tidur di kamarnya, itu saja.
Mula-mula saya sama sekali tidak merasakan kehadiran Anna, yang saya rasakan justru kehadiran minuman khas tempat ini yang saya pesan lewat room service 'Tybee Island Ice Tea' ooaalaaah uenaknyaa memang sangat menyeramkan.
Keesokan siang harinya waktu bersiap-siap untuk check out, saya baru sadar kalau Anna sepertinya mengambil salah satu lipstik kesukaan saya, karena lipstik itu tiba-tiba tidak ada di tas kosmetik saya. Aah .. saya tidak mau membesar-besarkan masalah ini, saya pikir Anna pasti kagum dengan warna lipstik yang saya pakai, hingga ingin memilikinya juga. Dan saya sangat berterima kasih kepada Anna yang telah membiarkan saya tidur nyenyak seperti bayi tanpa sedikitpun terganggu.
Untuk buku tamu yang berwarna merah muda saya tulis
"Thank you Anna, you are so kind!"
Terima kasih Anna, kamu baik deh!
Lauren menjemput saya dan mengantarkan saya kembali ke Foley House. Sore harinya Lauren datang lagi mengajak saya untuk berjalan-jalan