Mohon tunggu...
Widi Wahyuning Tyas
Widi Wahyuning Tyas Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis kadang sama menyenangkannya dengan nonton mukbang.

Hidup terasa ringan selama masih ada sayur bayam, tempe goreng, dan sedikit sambal terasi.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Nggak Mudah Jadi Jin Young Soon di The Good Bad Mother

9 Juni 2023   20:54 Diperbarui: 10 Juni 2023   08:51 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Episode 14 The Good Bad Mother jadi penutup apik perjalanan hidup Jin Young Soon (Ra Mi Ran) dan anaknya, Choi Kang Ho (Lee Do Hyun). Pada episode ini, The Good Bad Mother meraih rating hingga 13 persen. Pencapaian yang cukup gemilang selama tujuh minggu tayang. 

Sejak mulai mengudara  pada 26 April lalu, The Good Bad Mother nyaris selalu meraih rating tertinggi setiap pekan.  Terlebih dengan kehadiran Lee Do Hyun yang belum lama ini juga tampil ciamik di drama The Glory.

Lee Do Hyun mampu membawakan peran anak durhaka yang begitu kejam, namun di sisi lain juga tampil sebagai jaksa yang cerdik dan kharismatik. Di balik sikapnya yang dingin, Choi Kang Ho (Lee Do Hyun) menyimpan sebuah rencana besar. Rencana itu bahkan tak diketahui oleh ibunya sendiri, Jin Young Soon (Ra Mi Ran). 

"Babi harus terjatuh agar bisa melihat dunia yang belum pernah dilihat sebelumnya, begitu pula manusia," -Jin Young Soon.

Kutipan yang muncul di prolog The Good Bad Mother ini begitu membekas di benak saya. Jin Young Soon mengibaratkan hidup manusia seperti babi. Sepanjang hidupnya, babi hanya bisa melihat ke tanah karena tak mampu mendongak dengan lehernya yang pendek.

Uniknya, babi baru bisa melihat ke atas bila terjatuh. Dengan begitu, mereka bisa menatap langit yang tak pernah dilihatnya saat berdiri. Meaningful, ya? Ah, quote sederhana yang rasanya cocok diimplementasikan dalam hidup manusia.

Jin Young Soon di The Good Bad Mother termasuk salah satu tokoh sentral. Dia janda anak satu yang bertahan hidup dengan berternak babi, sementara suaminya meninggal dunia saat Jin Young Soon hamil tua. Selama 35 tahun, kematian suaminya tertutup ketidakadilan.

Tragedi kebakaran di peternakan dan suaminya yang mendadak bunuh diri menjadi awal mula kemelut hidup Jin Young Soon. Namun, dia segera bangkit dan bertekad memulai hidup baru.

Bermodalkan seekor induk babi yang tersisa, Jin Young Soon pindah ke desa lain. Kebahagiaan Jin Young Soon bertambah saat anaknya, Choi Kang Ho, lahir. Dia bekerja lebih keras demi menjadikan putranya sebagai orang hebat. Jin Young Soon ingin anaknya menjadi jaksa agar bisa membela yang lemah dan memperjuangkan keadilan. 

Sebagai ibu tunggal, Jin mendidik anaknya dengan keras. Dia melarang anaknya makan terlalu banyak, melarangnya melukis, hingga melarangnya ikut piknik sekolah.  Kang Ho kecil pun tak pernah merasakan nikmatnya menyantap gimbab saat piknik bersama teman-temannya. Alhasil, dia tumbuh dengan trauma masa kecil yang membekas hingga dewasa. Kang Ho benci ibunya.

Menurut buku Parents & Teenagers karya Dr Haim Ginott, pola asuh Jin Young Soon ini dikenal dengan Helicopter Parenting yang telah ada sejak 1969. Sesuai namanya, pola asuh ini menggambarkan peran orang tua yang selalu melayang-layang di atas anak, persis seperti helikopter. 

Dalam hal ini, Jin begitu fokus dan mengambil banyak peran untuk mengatur keseharian Choi Kang Ho. Dia menentukan jam belajar anaknya, mengatur porsi makan, menentukan kegiatan yang boleh dilakukan, dan masih banyak lagi.

Di sisi lain, jelas nggak mudah jadi Jin Young Soon di dunia nyata. Perjalanan hidupnya nyaris seperti kisah FTV Indosiar yang berliku-liku. Kalau jadi dia, saya mungkin akan memilih untuk menikah lagi, menikmati hidup sebagai ibu rumah tangga dan membangun keluarga yang lengkap. 

Namun Jin Young Soon memang berbeda. Dia gigih, tegas dan keras kepala. Boro-boro mencari suami baru, waktunya sendiri sudah habis untuk untuk mengurus Kang Ho dan peternakan babi miliknya.

Perjuangan Jin pun berbuah manis, Kang Ho berhasil menjadi jaksa. Sayangnya, Kang Ho menjadi jaksa yang jahat, kejam dan durhaka pada ibunya. Dia bahkan meminta ibunya menandatangani surat persetujuan adopsi agar bisa menjadi anak angkat seorang pengusaha. 

Adegan-adegan awal drama ini terus menerus membuat saya kesal dengan sosok Lee Do Hyun. Tetapi dalam hati saya masih mencoba positive thinking, rasa-rasanya wajah Lee Do Hyun terlalu innocent buat jadi anak yang kejam dan durhaka.

Instagram @jtbcdrama
Instagram @jtbcdrama

Semuanya berubah saat Choi Kang Ho mengalami kecelakaan. Dari situ lah, rencana besar Choi Kang Ho mulai terungkap. Salah satu adegan yang bikin saya geleng-geleng kepala adalah saat Jin Young Soon menceburkan Choi Kang Ho berkali-kali ke sungai. Padahal saat itu Kang Ho dalam kondisi lumpuh dan hanya bisa bergantung dengan kursi roda. Jin  melakukan hal itu agar Kang Ho lekas pulih dan bisa berjalan lagi pasca kecelakaan.

Adegan yang sebagian besar diambil saat hujan itu membuat saya berpikir, "memang ada ibu sekejam itu?". Menceburkan anaknya yang lumpuh ke sungai hingga nyaris tenggelam berkali-kali mungkin terdengar tidak manusiawi. Tapi lagi-lagi, Jin Young Soon adalah ibu yang berbeda. 

Saat syuting adegan itu, Ra Mi Ran, pemeran Jin Young Soon tak bisa menyembunyikan rasa bangganya dengan Lee Do Hyun yang begitu profesional.

"Lee Do Hyun, aktor yang memainkan peran anak laki-laki saya, Kang Ho, telah bekerja dengan sangat keras. Padahal selalu sulit secara stamina dan psikologis," kata Ra Mi Ran. "Saya merasa bersalah melihatnya harus jatuh ke air dan membekas di ingatan saya. Hari itu dingin, pasti sangat sulit, tapi dia bisa melewati semua itu," lanjut aktris kelahiran 1975 ini.

Selain Lee Do Hyun, sosok Ra Mi Ran jelas menjadi kunci kesuksesan The Good Bad Mother. Di mata para tetangga, Jin Young Soon (Ra Mi Ran) adalah perempuan yang baik dan berhati hangat. Dia perhatian dan senang berbagi makanan dengan para tetangga. 

Ah, hal lain yang membuat drama ini menarik adalah bagaimana penulis, Bae Se Young, menampilkan cerita kehidupan desa Jouri dengan kehangatan yang natural. Saat Jin Young Soon divonis kanker lambung, para tetangga itu menangis.

"Kau harus tetap hidup dan bertengkar denganku," kata Park Seung Ae (Seo Yi Sook) sambal menangis terisak-isak.

Adegan itu menampilkan love-hate relationship yang begitu kental di antara mereka berdua. Para tetangga di desa Jouri memang sering bertengkar, namun selalu berakhir dengan pelukan. Nyaris selalu begitu sampai Jin Young Soon berpulang. 

Pada episode 14, Jin meninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Malam itu, dia minta Kang Ho menyanyikan lagu favoritnya, Two People. Kalau kamu ingat, lagu ini merupakan original soundtrack The Heirs yang tayang pada 2013 silam, salah satu drama favorit saya semasa SMA. 

Kang Ho berusaha menyelesaikan lagu itu meski tahu ibunya sudah tiada. Sambil menangis terisak, dia hanya bilang satu kalimat yang begitu disukai ibunya, "Sampai nanti.. Sampai nanti,".

Adegan-adegan antiklimaks setelah kematian Jin sukses membuat saya menangis sesenggukan. Saya bisa melihat bagaimana sosok ibu yang jahat itu begitu dicintai oleh banyak orang, bahkan oleh anaknya yang terluka sejak kecil. Di malam sebelum kematiannya, Jin menulis surat untuk Kang Ho. 

"Ibu meminta untuk dilahirkan kembali sebagai ibumu sekali saja. Saat itu terjadi, ibu akan bersikap lebih baik lagi," begitu potongan surat Jin yang berisi penyesalan sekaligus harapan.

35 tahun mungkin waktu yang singkat untuk membesarkan anak. Sayangnya, Jin tak bisa menikmati banyak kenangan manis bersama anaknya karena obsesinya sendiri. 

Di sisi lain, ketegasannya itu justru mampu membentuk Kang Ho menjadi sosok yang kuat meski tumbuh tanpa ayah. Apa caranya memperlakukan Kang Ho selama ini salah? Tentu tergantung persepsi penonton.

Sebagai anak, saya masih ingat bagaimana masa kecil saya bersama ibu. Bagaimana dia marah, bagaimana cara dia mencubit sampai saya menangis, bagaimana raut wajahnya saat saya pulang ke rumah dalam kondisi basah karena mandi di sungai, saya masih ingat betul. 

Kenangan itu kini sering jadi bahan lelucon di antara kami berdua. Meski tak sehebat Choi Kang Ho, mungkin saya sedikit lebih beruntung karena bisa menikmati banyak hal baik bersama ibu (?). 

Ah, The Good Bad Mother jadi membuat  saya membayangkan bagaimana bila kelak  menjadi ibu. Apa saya bisa menjadi ibu yang baik? Bagaimana cara menjadi ibu yang baik? Pertanyaan yang tentu belum bisa saya jawab. 

Tetapi yang jelas, saya tidak ingin seperti Jin Young Soon. Saya tidak ingin membentuk anak menjadi hebat dengan cara-cara yang dilakukan Jin Young Soon. 

"Tidak ada kurikulum yang paling sempurna untuk mengajari cara menjadi ibu,"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun