Saya sering kali melihat seorang perempuan mengunggah foto bayinya, bahkan sejak masih di kandungan dalam bentuk foto USG. Setiap hari, postingan statusnya berisi tentang hari-hari bahagianya menanti kelahiran sang buah hati. Meski kadang postingannya berisi keluhan mual, pusing, dan hal-hal berat lainnya, ia tetap bahagia-bahagia saja tuh.
Kehamilan memang  menjadi salah satu momen membahagiakan yang dinanti pasangan. Kehamilan seolah menjadi pintu menuju kehidupan baru dengan status baru dan anggota keluarga baru. Menyenangkan sekali membayangkan akan ada malaikat kecil yang mengisi hari-harinya kemudian.
Sayangnya, tak semua orang diberi anugerah untuk cepat hamil. Ada yang harus menunggu hingga bertahun-tahun, ada pula yang baru beberapa bulan menikah sudah diberi amanah.
Saat hamil, seorang perempuan mengalami perubahan hormon dan kondisi tubuh. Pada awal masa kehamilan, tubuh perempuan akan melepaskan hormon yang berfungsi melonggarkan jaringan tertentu di tulang panggul, sehingga panggul menjadi lebih luas. Hal ini berfungsi agar nantinya rahim dapat menampung janin didalamnya hingga proses melahirkan. Selain itu, rasa mual dan pusing juga akan sering dirasakan ibu hamil pada awal kehamilan, atau yang biasa disebut morning sick.
Karena sedang mengandung, perempuan hamil membutuhkan nutrisi yang lebih banyak dari yang lainnya, mengingat ada 2 tubuh yang memerlukan asupan nutrisi tersebut. Salah satu yang paling krusial adalah air mineral sebagai makronutrien atau nutrisi yang memberikan energi bagi tubuh dan dibutuhkan dalam jumlah besar.
Jika normalnya seseorang membutuhkan air putih sebanyak 2 liter atau setara dengan delapan gelas per hari, lain halnya dengan ibu hamil yang membutuhkan asupan lebih banyak untuk mendukung perkembangan gizi janin yang sedang dikandung. Perempuan yang sedang hamil paling tidak membutuhkan 2,5 liter air putih per hari.
Ahli kandungan, dr. Budi Wiweko, seperti yang dikutip dari CNNIndonesia, mengungkapkan bahwa berdasarkan studi pada ibu hamil di tiga kota Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta, ibu hamil membutuhkan dua gelas lebih banyak dari kebutuhan air minum harian orang biasa.
Ia juga menambahkan bahwa kebutuhan air itu diperlukan untuk memenuhi produksi air  ketuban yang berfungsi melindungi bayi di dalam kandungan. Air ketuban sendiri berasal dari urine bayi yang berasal dari nutrisi yang cukup dari ibu. Maka dari itu, untuk mencukupinya, ibu hamil harus mengonsumsi air lebih banyak. Jika kebetulan air ketuban sedikit, maka  kebutuhan air mineralnya ditambah menjadi 3 gelas lebih banyak dari orang biasa.
Jika kebutuhan air mineral yang dikonsumsi ibu hamil ini jumlahnya kurang, maka bisa berdampak pada perkembangan janin yang dikandungnya. Budi mengatakan bahwa ibu hamil yang kurang mengonsumsi air berisiko menghambat perkembangan janin, mengurangi gerak aktif janin, janin lahir dengan berat badan rendah, menimbulkan kelainan anatomi pada janin, dan paling parahnya bisa berujung pada kematian bayi.
Selain ibu hamil, konsumsi air mineral lebih banyak juga dibutuhkan oleh ibu menyusui. Hal ini lantaran ibu menyusui membutuhkan asupan air yang cukup untuk mencukupi kebutuhan ASI bagi bayinya. Menurut Budi, ibu menyusui membutuhkan tiga gelas tambahan dari ibu hamil atau setara dengan 2,8 liter per hari. Asupan air pada ibu menyusui ini sangat berpengaruh pada kualitas ASI yang berguna bagi tumbuh kembang dan kecerdasan anak.
Untuk itu, penting bagi ibu hamil dan menyusui untuk memenuhi kebutuhan air mineralnya, mengingat dampaknya yang sangat besar bagi pertumbuhan dan perkembangan janin. Sayangnya, kebutuhan air mineral ini kerap kali tergeser dengan konsumsi susu formula khusus ibu hamil yang biasanya dianggap lebih penting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H