Pagi tadi saya sedikit kaget melihat beberapa headline berita yang mengabarkan bahwa salah satu pendiri Microsoft, Paul Allen, meninggal dunia. Allen menghembuskan nafas terakhirnya pada Senin (15/10) kemarin di usia 65 tahun akibat penyakit kanker limfoma non-Hodgkin yang dideritanya sejak tahun 2009 silam.
Sembilan tahun berjuang melawan sel kanker yang menggerogoti tubuhnya bukanlah perjalanan yang mudah. Saya salut. Jikapun pada akhirnya ia harus kalah, toh semua orang pasti akan meninggal juga.
Bicara tentang limfoma, saya jadi teringat salah satu artis tanah air yang dulu pernah juga mengidapnya. Mantan suami Dewi Perssik, Aldi Taher, pernah menjadi survivor kanker limfoma sekitar dua tahun yang lalu.
Awalnya, ia hanya merasakan pegal di bagian leher sebelah kanan dan mengira bahwa itu terjadi karena salah posisi saat tidur. Selain itu, ia juga kerap merasa sesak napas. Tak disangka, gejala-gejala kecil tersebut merupakan pertanda awal adanya sel kanker yang menghuni tubuh.
Jika kanker yang diderita Paul Allen merupakan kanker limfoma non-hodgkin, lain halnya dengan Aldi Taher yang menderita kanker limfoma Hodgkin. Keduanya merupakan kanker yang berasal dari sistem imfatik atau jaringan kelenjar getah bening tubuh yang mengirim sel darah putih yang disebut limfosit.
Limfosit ini lah yang menghasilkan antibodi untuk membantu tubuh melawan infeksi, sehingga seseorang yang menderita kanker ini akan mengalami kelelahan ektrim, penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, demam, dan berkeringat akibat sistem kekebalan tubuhnya terganggu.
Perbedaan diagnostik antara kanker limfoma non-hodgkin dan kanker limfoma Hodgkin dapat ditentukan selama biopsi atau prosedur operasi pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium yang bertujuan untuk mendeteksi adanya penyakit.
Jika sel Reed-Stenberg atau limfosit B yang bermutasi lima kali lebih besar dari limfosit normal ditemukan saat proses biopsi, maka pasien didiagnosis dengan limfoma Hodgkin, namun jika tidak ditemukan, maka pasien didiagnosis dengan limfoma non-hodgkin.
Mengutip CNNIndonesia, limfoma non-hodgkin disebabkan oleh perubahan DNA atau mutasi yang terjadi di dalam limfosit. Jika seharusnya tubuh terus memproduksi limfosit baru untuk menggantikan limfosit yang telah mati, hal ini tak berlaku pada penderita kanker ini.
Limfosit tersebut akan terus membelah dan berkembang tanpa henti, sehingga terjadi penumpukan limfosit dalam kelenjar getah bening.
Ada beberapa gejala yang menjadi tanda adanya penyebaran sel kanker limfoma, sehingga bisa dideteksi lebih dini:
1. Pembengkakan kelenjar getah bening
Tidak semua bentuk pembengkakan merupakan gejala kanker. Pembengkakan kelenjar getah bening yang disebabkan oleh kanker akan terus berkembang dan membesar disertai rasa sakit. Pada kasus Aldi Taher sendiri, ia mengalami pembengkakan di bagian leher yang tidak mengempes selama satu bulan. Secara kasat mata, pembengkakan tersebut tidak terlalu terlihat, namun bila disentuh dan ditekan akan terasa sakit.
2. Gangguan pencernaan dan sesak nafas
Gangguan pencernaan memang hal sepele yang kerap kita alami. Namun siapa sangka bahwa gangguan ini bisa menjadi tanda adanya sel kanker yang telah menyebar. Untuk bisa menimbulkan suatu gangguan, sel kanker ini umumnya telah berukuran 9-10 cm. Pada kasus Aldi Taher, ia sering mengalami sesak nafas akibat benjolan sel kanker yang menghalangi jalannya oksigen di paru-paru. Bila yang terganggu adalah pencernaan, sel kanker tersebuut bisa jadi menghalangi sistem pencernaan.
3. Rasa lelah berlebih
Pernahkah kamu merasa lelah padahal tidak melakukan kegiatan apapun? Kelelahan memang merupakan hal yang wajar, apalagi jika kamu kurang istirahat. Namun, rasa lelah yang ekstrim patut dicurigai, lho! Rasa lelah ekstrim ini membuat kamu merasa lelah yang teramat sangat. Hal ini bisa menjadi salah satu gejala kanker. Perkembangan sel kanker dalam tubuh mengakibatkan terganggunya penyerapan nutrisi. Akibatnya, tubuh menjadi kekurangan asupan tenaga, padahal kamu pun sudah makan.
4. Berkeringat di malam hari
Pada malam hari, udara menjadi lebih sejuk. Namun, di beberapa daerah memang tidak demikian. Udara panas membuat seseorang bisa saja berkeringat di malam hari. Namun, jika keringat yang dikeluarkan terbilang ekstrim seperti sangat kegerahan, hal ini patut diwaspadai karena bisa jadi merupakan gejala limfoma. Perlu diketahui bahwa penderita limfoma kerap mengeluarkan keringat berlebih di malam hari.
5. Rasa gatal
Kelenjar yang terserang sel kanker akan menimbulkan rasa gatal pada seluruh tubuh. Rasa gatal ini bisa saja muncul tanpa penyebab yang jelas, misalnya saja gatal saat setelah mandi. Logikanya, mandi bisa menghilangkan kotoran, jadi sangat kecil kemungkinannya untuk tetap merasakan gatal setelah mandi.
Meski beresiko menyebabkan kematian, kanker limfoma tetap bisa disembuhkan. Aldi Taher sendiri telah berhasil sembuh dari penyakit ini dalam kurun waktu kurang dari setahun. 8 bulan menjalani kemoterapi ternyata berbuah manis, Kanker itu berhasil dilawannya.
Masa penyembuhan kanker sebenarnya tergantung dari seberapa besar sel kanker yang telah menyebar. Semakin dini ditangani, kemungkinan untuk sembuh tentu semakin besar. Sementara jika terlambat disadari, butuh waktu dan usaha yang sangat banyak untuk mengalahkan musuh satu ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H