Hormon ini membawa perasaan nyaman dan bahagia. Jika hormon serotonin menurun, maka hormon stres akan meningkat dan menekan serotonin. Maka dari itu, orang yang memiliki gangguan bipolar atau yang tengah mengalami depresi dianjurkan untuk mengkonsumsi obat karena memang obat itu lah yang bisa meningkatkan hormon serotonin.
Fakta lainnya, orang yang memiliki keinginan untuk bunuh diri sering merasa mendengar suara asing yang menyuruh mereka untuk mengakhiri  hidupnya. Ini lah yang dinamakan halusinasi. Halusinasi sendiri terjadi karena otak mengalami gangguan akibat menurunnya hormon serotonin tadi.
Pada pengidap bipolar, rasa depresi biasa sangat mungkin untuk menjadi luar biasa karena minimnya toleransi stres yang dimiliki. Ini lah yang membuat pengidap bipolar lebih rentang untuk melakukan tindakan bunuh diri.Â
Nurmiati menambahkan bahwa gangguan bipolar (GB) digolongkan menjadi dua jenis, yaitu GB I dengan kombinasi mania dan depresi, yang lebih sering terjadi pada pria, serta GB II yang merupakan  kombinasi depresi dengan sedikit mania atau hipomania.
Inilah yang sering terjadi pada wanita dengan prevalensi lebih besar dari GB pertama. Perasaan sedikit bertenaga dari hipomania ini lah yang mengontrol tubuh untuk melakukan tindakan bunuh diri.
Bunuh diri bukan sesuatu yang boleh dicemooh. Ada banyak hal yang mendasari tindakan ini. Selain masalah yang menumpuk, kurangnya dukungan dari orang sekitar juga bisa menjadi pemicu seseorang melakukan bunuh diri.Â
Ada sepotong rasa takjub dalam hati saya pada orang-orang yang bunuh diri. Meskipun salah, mereka berani. Sangat berani. Semua upaya percobaan bunuh diri seperti mengiris nadi, minum racun, terjun dari balkon gedung, maupun gantung diri, semuanya menyeramkan. Untuk itu, jangan pernah coba-coba untuk melakukan hal ini. Karena hidup terlalu berharga untuk berakhir di tangan sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H