Masa liburan sekolah yang bertepatan dengan libur akhir tahun telah tiba. Tentunya sudah banyak keluarga dan anak-anak yang merencanakan perjalanan wisata untuk mengisi liburan.
KRL Commuterline menjadi salah satu moda favorit yang diminati selama masa liburan seperti ini. Transportasi massal tersebut terbilang murah meriah, mudah, dan mampu menjangkau tempat-tempat wisata di wilayah Jabodetabek.
Sebutlah mau main ke kawasan Koa Tua Jakarta, maka pilihan terbaik memang naik Commuter Line lintas Bogor dan turun di stasiun paling ujung, yaitu Jakarta Kota.
Atau mau main ke Kebun Raya Bogor dan wisata di dalam Kota Bogor, maka cukup naik Commuter Line tujuan Bogor dan lanjut naik angkot atau transportasi online.
Namun, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan ketika membawa keluarga atau anak-anak agar naik Commuter Line tidak menjadi pengalaman buruk bagi mereka. Terlebih, moda transportasi massal ini masih dipenuhi oleh para penumpang harian yang tetap bekerja dan tidak mengambil cuti di akhir tahun.
Rencanakan waktu perjalanan
Jika tujuan perjalanan adalah di hari kerja menuju Jakarta, bukan keluar Jakarta, maka hindarilah naik Commuter Line pada jam-jam sibuk pagi hari saat orang-orang berangkat kerja dan sore atau malam hari saat pulang kerja.
Idealnya, berangkat paling pagi jam 9 dan pulang sebelum jam 15.00 untuk menghindari kepadatan di dalam Commuter Line. Memang untuk sebuah kegiatan wisata mungkin terlalu singkat, tapi situasi kepadatan KRL di jam-jam sibuk menjadi risiko yang harus dihadapi.
Pastikan setiap orang dalam rombongan tahu mau turun di mana
Jika bepergian secara rombongan, termasuk ada anak-anak, pastikan setiap orang tahu ke mana tujuan kereta yang dinaiki, dan di stasiun mana harus turun.
Beberapa waktu lalu saya menemukan situasi ketika serombongan anak sekolah terpisah dari rekan-rekannya ketika kereta berhenti sejenak di Stasiun Manggarai. Rupanya anak-anak yang paham tujuan kereta lebih dulu turun dan meninggalkan mereka yang tidak tahu bahwa mereka harus transit di Manggarai.
Alhasil sudah terlambat ketika anak-anak yang masih di dalam kereta menyadari bahwa mereka harus turun. Gelombang penumpang yang merangsek naik ke dalam Commuter Line sudah terlanjur memadati kereta, dan anak-anak itu tak berdaya untuk bisa keluar kereta karena sejurus kemudian pintu sudah tertutup dan kereta kembali melanjutkan perjalanan menuju arah Sudirman/Tanah Abang.
Inilah risiko ketika berangkat berwisata di jam sibuk, sedangkan mereka tak terbiasa naik Commuter Line dalam situasi kepadatan penumpang yang luar biasa. Diperparah lagi dengan kurang pemahaman tentang di mana harus turun dan transit.
Pastikan kartu pembayaran bisa digunakan
Sering terjadi situasi ketika serombongan penumpang musiman tertahan di gate elektronik. Ada yang kurang paham cara menempelkan kartu, banyak pula kejadian karena kartu memang tidak memiliki saldo yang cukup.
Sebelum melakukan perjalanan, ada baiknya selalu periksa isi saldo kartu elektronik. Pastikan cukup untuk perjalanan berangkat dan pulang, serta cukup jika dipakai nyambung dengan moda transportasi lainnya.
Pastikan barang bawaan aman
Naik transportasi umum massal seperti Commuter Line harus waspada dengan kemungkinan risiko kejahatan karena kelalaian diri sendiri. Misalnya, ponsel yang kerap diincar copet atau tas yang bisa jadi korban penyiletan saat kondisi padat.
Maka, ketika membawa anak-anak atau orang yang jarang naik Commuter Line, berikan pemahaman bahwa barang-barang berharga harus dijaga dengan baik dan tidak boleh lengah.
Kalau perlu sarankan agar tidak bermain ponsel sepanjang perjalanan, karena pencopet spesialis ponsel akan memperhatikan gerak-gerik termasuk di posisi mana kita menyimpan ponsel.
Jika membawa tas ransel atau tas lainnya, dan ditaruh di atas rak penyimpanan, pastikan selalu ingat dan tidak lengah. Waspada pelaku penukar tas di atas bagasi yang mengincar penumpang yang lengah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H