Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Gedung Transport Hub Dukuh Atas, Ada Apa Saja?

5 Desember 2024   21:17 Diperbarui: 6 Desember 2024   08:20 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sisi utara gedung Transport Hub - Simpang Temu, Dukuh Atas Jakarta (foto: widikurniawan)

Bangunan tinggi di sisi utara Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat itu terlihat unik dan menarik perhatian orang-orang yang lalu lalang. Baru sekitar enam bulan beroperasi, tetapi baru kali ini saya menyempatkan waktu masuk ke area gedung yang disebut sebagai Transport Hub -- Simpang Temu Dukuh Atas.

Ditilik dari penamaannya, orang bisa menerka bahwa area tersebut menjadi titik pertemuan dan integrasi berbagai moda transportasi publik di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Bisa dimengerti karena Dukuh Atas telah menjadi kawasan transit oriented development (TOD) yang berkumpul berbagai moda transportasi massal seperti KRL Commuterline di Stasiun Sudirman, MRT Jakarta di Stasiun Dukuh Atas, LRT Jabodebek di Stasiun LRT Dukuh Atas, BRT Transjakarta, serta kereta Bandara Soetta di Stasiun BNI City.

Desain unik bangunan Transport Hub Dukuh Atas (foto: widikurniawan)
Desain unik bangunan Transport Hub Dukuh Atas (foto: widikurniawan)

Namun, faktanya bangunan ini memang belum sepenuhnya dikenal orang. Bangunan Transport Hub Dukuh Atas masih terasa asing, bahkan bagi pengguna moda transportasi di area TOD Dukuh Atas.

Setiap hari saya turun di Stasiun KRL Sudirman lalu berpindah ke Stasiun MRT Dukuh Atas dan sebaliknya pada sore hari dari Stasiun MRT Dukuh Atas dan kadang-kadang naik KRL dari Stasiun BNI City, dan penumpang yang memiliki jalur seperti saya tentu bakal sangat jarang untuk mengakses gedung Transport Hub Dukuh Atas ini.

Menuju Transport Hub (foto: widikurniawan)
Menuju Transport Hub (foto: widikurniawan)

Beberapa tahun lalu, saya masih ingat betul bahwa di titik tersebut adalah bekas Pasar Blora yang kemudian diratakan selama beberapa waktu dan sempat beralih sebagai kawasan PKL dan titik jemput ojek online.

Lambat laun kawasan TOD Dukuh Atas bersolek, termasuk menutup ruas Jalan Blora yang semula bisa dilewati kendaraan bermotor dan menyulapnya dengan pedestrian yang lebar. Kemudian jalur kendaraan bermotor termasuk bus Transjakarta dialihkan ke jalur di belakang eks Pasar Blora yang kini berdiri megah bangunan Transport Hub yang dibangun oleh MRT Jakarta.

Halte bus Transjakarta di sisi timur gedung (foto: widikurniawan)
Halte bus Transjakarta di sisi timur gedung (foto: widikurniawan)

Pada lobby sisi timur gedung, difungsikan sebagai halte Transjakarta yang saat ini melayani rute tujuan Terminal Senen dan juga Stasiun Palmerah. Tentu halte Transjakarta yang berada di gedung ini menjadi salah satu halte terunik di Jakarta.

Terdapat bangku ruang tunggu yang dikelilingi beberapa tenant dan kafe. Penumpang tidak akan jemu dan monoton andai menunggu bus di sini.

Area tunggu halte bus Transjakarta (foto: widikurniawan)
Area tunggu halte bus Transjakarta (foto: widikurniawan)

Tak hanya BRT Transjakarta, keberadaan Transport Hub ini bisa dijadikan titik jemput dan antar bagi transportasi online. Baik ojek online maupun taksi online.

Bangunan tersebut terdiri dari 12 lantai dengan peruntukan lantai 1 sampai 4 untuk berbagai retail, dari mulai kuliner hingga penunjang gaya hidup urban. Bahkan tak jauh dari halte, masih di dalam gedung, terdapat salah satu tenant operator swasta di bidang transportasi shuttle bus yang menyediakan ruang tunggu khusus.

Area tenant operator transportasi swasta (foto: widikurniawan)
Area tenant operator transportasi swasta (foto: widikurniawan)

Meskipun masih sepi dan belum semua lantai terisi, tetapi dari sisi perencanaan lantai 5 hingga 7 bakal diperuntukkan sebagai area perkantoran, dan lantai 8-12 bakal hadir hotel dengan brand ternama.

Salah satu yang sudah terisi adalah di lantai 3 yang telah diisi dengan pujasera dan tenant-tenant kuliner yang cukup menarik. Setidaknya, area ini bisa dijadikan alternatif tempat nongkrong, bekerja, hingga janjian ketemuan dengan teman atau siapapun itu.

Pujasera di lantai 3 (foto: widikurniawan)
Pujasera di lantai 3 (foto: widikurniawan)

Sementara area basement difungsikan sebagai tempat parkir kendaraan bermotor, dan bisa menginap juga. Tentu fasilitas ini bisa menjadi alternatif bagi orang-orang untuk menitipkan kendaraannya dan kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan moda transportasi massal.

Ambil contoh, daripada nitip mobil di area parkir menginap Bandara Soetta bagi yang hendak melakukan perjalanan ke luar daerah, bisa juga menitipkannya di parkiran gedung Transport Hub Dukuh Atas ini kemudian lanjut dengan kereta Bandara Soetta dari Stasiun BNI City.

Sisi lobby selatan (foto: widikurniawan)
Sisi lobby selatan (foto: widikurniawan)

Dari sisi konsep dan lokasi, gedung Transport Hub ini memang punya potensi sebagai penunjang perjalanan lintas moda. Tetapi saat ini, mungkin karena terbilang baru, terasa belum maksimal terisi oleh tenant maupun pengguna transportasi yang berpindah moda.

Masih ada PR besar untuk Transport Hub ini. Butuh banyak promosi dan sentuhan, barangkali seperti mengadakan berbagai event kreatif di tempat ini agar semakin banyak orang paham dan mengenal Transport Hub Dukuh Atas ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun