Sebungkus capjae jawa atau bihun goreng, atau bahkan kombinasi keduanya, dihargai cukup murah, lima ribu rupiah saja.
Ditambah sambal yang pedasnya wow, jajanan ini memang wajar jika selalu membuat orang-orang rela mengantre.
Menyusuri lorong-lorong di teras Pasar Kranggan, sangat dimaklumi jika langkah kita bakal selalu tersendat dan mata kita seolah tertambat ke aneka jajanan dan minuman yang menggoda.
Saya bahkan sudah sempat minum jamu tradisional yang dijajakan seorang ibu dengan sepeda tuanya, tapi lima menit kemudian seolah mulut ini tak bisa dikontrol karena tiba-tiba memesan es dawet yang menggiurkan.
Adapun tentengan di tangan saya sudah ada sebungkus kerupuk karak seharga sepuluh ribu dari nenek tua yang begitu ramah.
Ada pula lima biji tahu gembus bacem dan tahu bacem biasa yang bakal menjadi buah tangan saya saat pulang ke rumah.
Juga tak ketinggalan roti isi pisang seharga seribu rupiah per bijinya. Roti jadul yang turut pula memantik memori masa kecil saya.
Jika ingin membawa buah tangan lebih berat, maka sekotak ayam kampung atau bebek goreng utuh bisa menjadi pilihan.
Beberapa penjual mengemasnya dalam kotak karton maupun besek dan dihargai di kisaran harga 85 ribu rupiah.