Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jalanan Kampung dan Perumahan Bukan Sirkuit Balap

17 Juli 2024   21:26 Diperbarui: 18 Juli 2024   07:37 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalanan sepi tapi menyimpan risiko bagi pengendara (foto: widikurniawan)

Jalanan terlihat lengang saat saya berkendara, tapi tiba-tiba dari mulut gang sempit muncul pengendara sepeda motor yang ngerem mendadak. Saya pun ikutan ngerem karena terkejut. 

Bocah kecil pengendara motor itu hampir jatuh, tapi ia hanya menyeringai. Mungkin ia menyadari kesalahannya, keluar gang dengan kecepatan tinggi, tapi hanya ekspresi senyum kecut yang bisa ia sampaikan. 

Kejadian di siang hari bolong itu tak hanya sekali dua kali saya temui. Sebagai warga yang tinggal di kompleks perumahan yang berbagi akses dengan perkampungan, saya kerap menemui momen ketika pengendara kendaraan bermotor nyaris celaka atau bahkan benar-benar terjadi kecelakaan. 

Masih terbayang di ingatan saat seorang tetangga saya terduduk lemas di jalan sambil menangis usai menabrak anak kecil yang tengah bermain sepeda. 

Padahal saat itu si bapak pengendara mobil mengemudi dengan kecepatan lambat, tapi apa daya kecelakaan tetap terjadi. 

Untungnya korban tidak terluka parah dan beberapa hari kemudian sudah pulih kembali. 

Jalanan sepi tapi menyimpan risiko bagi pengendara (foto: widikurniawan)
Jalanan sepi tapi menyimpan risiko bagi pengendara (foto: widikurniawan)

Sementara kejadian viral beberapa waktu lalu terlihat lebih mengenakan. Seorang pengendara mobil melindas seorang balita yang tengah bermain saat melaju kencang di jalanan perumahan. Korban pun meninggal dan tentu menyisakan pilu bagi keluarga dan orang-orang di sekitarnya. 

Potensi kecelakaan di jalanan kampung atau perumahan sebenarnya cukup besar. Meski cenderung sepi sekalipun, ada banyak faktor yang bisa menjadi penyebab kecelakaan. 

Anak-anak kecil yang bermain di jalanan, berlarian, naik sepeda, atau bahkan hanya sekedar jongkok di tepi jalan bisa saja menjadi korban tabrakan. 

Terlebih kendaraan roda empat biasanya ada sisi blind spot atau titik buta di mana pengendara sulit melihat di sisi tersebut. Jika tidak waspada tentu beresiko besar terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. 

Jalanan di pemukiman penduduk yang padat biasanya juga diwarnai oleh pengendara sepeda motor di bawah umur hingga orang dewasa yang memang tidak memiliki SIM dan tetap nekat berkendara. 

Pengendara sepeda motor dengan tipe "sein kiri nyala, tapi belok kanan" juga banyak di jalanan seperti ini. 

Banyak pengendara yang masih abai dengan batas kecepatan yang aman untuk berkendara di jalanan kampung maupun perumahan. 

Menjadi wajar jika pada akhirnya di jalanan seperti itu bermunculan "polisi tidur" atau speed bump yang tak jarang dibuat ala kadarnya oleh warga setempat. 

Maksudnya sih baik supaya orang tidak ngebut di area tersebut. Tapi ketika "polisi tidur" dibuat sekenanya dan berjarak cukup dekat satu sama lain, justru bisa membahayakan juga. 

Serba salah memang, untuk itulah butuh kesadaran yang timbul dari diri sendiri, dari masing-masing pengguna jalan. 

Pengendara perlu waspada di jalanan perumahan (foto: widikurniawan)
Pengendara perlu waspada di jalanan perumahan (foto: widikurniawan)

Bagi pengendara mobil sebaiknya membatasi nafsu menginjak gas dengan batas kecepatan di bawah 10 km/jam. Apalagi di daerah pemukiman yang belum pernah didatangi, kita tidak tahu potensi bahaya seperti apa yang bisa terjadi.

Setiap kali melihat ujung gang, saat itulah pengendara harus melipatgandakan kewaspadaan. Jika perlu tengak-tengok siapa tahu ada objek yang menuju ke arah kita. 

Demikian juga pengendara sepeda motor. Seharusnya kedewasaan dan kesiapan mental harus sudah melekat saat berani mengendarai sepeda motor. 

Termasuk menggunakan piranti keselamatan seperti helm dan pengenalan fitur kendaraan dengan baik. Faktanya, banyak orang berkendara tanpa helm di jalanan perumahan. 

"Ah, cuma deket ini," dan ungkapan seperti ini pun lazim terdengar. 

Permasalahan lainnya, saat ini banyak orangtua yang sudah membiarkan anaknya yang masih bocah mengendarai sepeda motor. Jika terjadi apa-apa tentu si ortu juga wajib bertanggung jawab. 

Jalanan kampung dan perumahan yang rata-rata lebih sempit daripada jalan raya, bukanlah arena balap atau sirkuit. Sebelum ngerem mendadak, sebaiknya lebih dulu rem keinginan diri kita untuk melaju secepatnya. Ingat, keselamatan adalah hal utama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun