Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Para Pahlawan Energi yang Terabaikan

20 Juni 2024   21:14 Diperbarui: 20 Juni 2024   21:39 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merindu transportasi massal umum yang nyaman dan aman (foto: widikurniawan)

Kalimat tersebut bisa terucap berkali-kali sampai ada penumpang yang terketuk hatinya untuk memberikan tempat duduk. Masalahnya, kerap terjadi situasi saat para penumpang yang duduk memang termasuk sesama penumpang prioritas. Entah itu sesama perempuan hamil, lansia, disabilitas, orang tua dengan anak balitanya, hingga mereka yang memang tengah dalam kondisi tidak sehat.

Belum lagi risiko terjadinya kejahatan yang menyasar perempuan dan kelompok rentan. Dari mulai copet, pencuri tas, hingga kejahatan seksual. Menjadi ironi jika penyediaan transportasi massal umum justru menjadi sasaran empuk para pelaku kejahatan.

Posisi lemah kelompok rentan yang berada di kepadatan kereta listrik setiap harinya seolah tak pernah tersuarakan ke dunia luar. Padahal terjadi tidak jauh dari pusat pemerintahan dan pusat informasi di negeri ini.

Realitas ini menjadi tanda tanya besar dalam rangka transisi energi adil yang menjunjung hak asasi manusia. Sektor transportasi menjadi salah satu infrastruktur pokok dalam pemenuhan hak-hak asasi manusia. Tentu saja menjadi PR besar bagi negara untuk memenuhi dan menyediakan layanan transportasi umum yang layak, aman, nyaman, dan merata.

Ketersediaan transportasi umum sejauh ini dapat kita rasakan mampu mendorong peningkatan ekonomi hingga pemenuhan hak dasar manusia seperti kesehatan, pendidikan, hingga pekerjaan.

Kawasan Jabodetabek memang sudah tersedia layanan KRL Commuter Line, MRT Jakarta, LRT, hingga bus transjakarta yang berbasis energi listrik. Tetapi harus diakui, khususnya KRL yang menjadi andalan kelompok rentan dan kalangan menengah ke bawah, masih jauh dari ideal dan berkeadilan untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi penumpangnya.

Pemenuhan transportasi umum massal berbasis listrik serupa di Jabodetabek, bahkan terasa masih jauh jika diharapkan dapat hadir di daerah-daerah lain di Indonesia, khususnya di luar Jawa.

Ya, memang demikianlah keadaan saat ini.

Kesetaraan, keamanan, dan kenyamanan nyatanya masih jauh untuk bisa dinikmati pengguna transportasi massal umum di negeri ini. Faktor kemiskinan juga menjadi salah satu pendorong.

Perempuan dan kelompok rentan tak akan jauh-jauh ke Jakarta, misalnya, andai di dekat tempat tinggalnya tersedia lapangan pekerjaan lokal yang memadai. Jakarta masih menjadi magnet untuk mencari nafkah, walaupun itu sekedar mengamen bagi penyandang disabilitas.

Dilansir dari website indonesia.oxfam.org, sejatinya perempuan bersama dengan anak muda dapat menjadi pelopor perubahan dalam kehidupan, keluarga, dan lingkungan mereka, serta masyarakat secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun