"Mungkin? Kok mungkin Pak?"
Selanjutnya ia bergegas pergi menjauh dari saya. Padahal saya nanya baik-baik, ramah, dengan nada bicara datar saja, enggak ngegas.
Sementara, di dunia maya, terutama Twitter, rupanya admin @commuterline sedang sibuk menjawab pertanyaan netizen dengan jawaban template.
"Selamat pagi, mohon maaf atas ketidaknyamanannya kak, terkait laporannya akan menjadi catatan kami kembali dalam meningkatkan layanan perjalanan menjadi lebih baik lagi kedepannya, tks."
Ya, apapun keluhan dan pertanyaannya, jawabannya seringkali seperti itu. Sungguh menentramkan sekali.
Melalui akun resmi @commuterline juga disampaikan soal perubahan jadwal Commuter Line yang berubah per 1 Juni 2024. Inilah yang banyak dikritisi oleh netizen dan pengguna KRL.
Ada beberapa jadwal yang hilang alias dibatalkan. Otomatis membuat orang yang terbiasa naik di jam tersebut harus ikut naik di jam lain yang berpotensi menambah kepadatan kereta.
Perubahan jadwal juga bisa berakibat keterlambatan perjalanan pada hari-hari pertama penerapan jadwal baru. Berjubelnya penumpang yang diikuti lamanya pintu kereta menutup, bisa menjadi salah satu faktir molornya waktu perjalanan kereta.
Bagi pengguna harian, banyak pula yang bersuara soal berkurangnya rangkaian KRL menjadi lebih banyak 8 rangkaian, bukan 10 atau 12. Ini berimbas jadi kian padatnya KRL.
Soal ini, jika dirunut tentu bermuara pada polemik pengadaan kereta baru yang konon baru akan tiba pada 2025 mendatang. Sedangkan, kereta saat ini sudah semakin tua dan kerap masuk angin sehingga perlu lebih sering istirahat dan maintenance.