Senin pagi, seolah tak ada istilah damai bagi penglaju KRL Commuter Line. Seperti halnya hari ini Senin, 3 Juni 2024. Tensi tinggi mewarnai perjalanan, khususnya yang mengarah ke Jakarta.
Dari mulai naik dari Stasiun Bojonggede sekitar jam 6.49 WIB menuju Stasiun Manggarai, kepadatan penumpang seolah menguji kesabaran sekaligus menguras daya tahan fisik.
Butuh waktu 55 menit ketika kereta yang saya tumpangi masuk di Stasiun Manggarai. Termasuk tepat waktu lah, dan berdasarkan teori serta pengalaman, paling lama 10 menit kemudian saya sudah bisa naik KRL menuju Stasiun Sudirman.
Namun apa dinyana? Begitu turun ke peron 1 dan 2, tak ada kereta yang terlihat ngetem. Sementara, penumpang terlihat sudah menumpuk dengan sebagian memasang wajah tegang dan garang.
Ya, maklumlah saat itu 15 menit sebelum jam 08.00 WIB, termasuk jam rawan bagi para pekerja. Bayang-bayang telat masuk kerja dan risiko potongan penghasilan sudah di depan mata. Termasuk risiko kena tegur bos di kantor.
Biasanya jam segitu ada kereta feeder jurusan Sudirman-Tanah Abang-Duri-Angke yang berangkat jam 07.55 WIB dari peron jalur 1. Tapi entah ke mana gerangan feeder tersebut.
Penumpang dari arah Bogor yang bermaksud transit ganti kereta ke arah Sudirman/Tanah Abang, tiap menit bertambah banyak memenuhi peron 1 dan 2. Menanti kedatangan kereta dari Cikarang dan Bekasi, atau feeder jika memang ada.
Ketika selanjutnya datang kereta dari Bekasi dan masuk peron 2, penumpang yang sudah tak sabar menanti, kemudian merangsek masuk kereta yang sudah penuh. Keributan nyaris terjadi ketika sejumlah penumpang yang terlambat turun dari kereta harus berjuang sekuat tenaga melawan arus manusia yang naik.
Maka tak heran ketika muncul pula sumpah serapah dan kata-kata umpatan bertebaran. Situasi benar-benar memanas di Stasiun Manggarai, mengalahkan hawa dingin pagi hari yang sebenarnya diselimuti mendung akibat sisa-sisa hujan semalam.