Nah, hal ini bisa berdampak mengganggu perjalanan KRL Commuter Line Jabodetabek karena jalurnya masih harus bergantian, khususnya ketika hendak masuk ke Stasiun Manggarai.
Terlebih jika ada kereta jarak jauh yang ngaret juga membawa pemudik balik ke Jakarta. Ujung-ujungnya selalu perjalanan KRL Commuter Line yang harus mengalah.
Kondisi seperti ini dari tahun ke tahun selalu muncul dan yang jadi korban tentu saja penumpang KRL Commuter Line, khususnya penumpang pekerja yang mesti tepat waktu sampai di tujuan.
Dengan kondisi yang kurang ideal karena kerap terganggu perjalanan kereta api jarak jauh, sebaiknya penumpang musiman, khususnya para orang tua yang membawa lansia dan anak-anak, dapat merencanakan perjalanan menggunakan KRL dengan lebih baik.
Memang tak ada larangan untuk naik KRL pagi atau sore di saat jam sibuk. Tetapi risikonya, berbaur dengan penumpang harian bakal membuat kereta semakin padat dan menimbulkan ketidaknyamanan.
Anak-anak kecil pun bakal tidak nyaman saat berdesakan di dalam kereta maupun saat menunggu di stasiun. Tak hanya di jam sibuk hari kerja, bahkan di hari libur pun sebenarnya situasi KRL Commuter Line dan stasiun bisa dikatakan belum ramah anak.
Perisitiwa Minggu, 14 April 2024 lalu bisa menjadi pembelajaran. Viral di berbagai media, seorang anak kecil dilaporkan terperosok ke celah peron KRL Commuter Line di stasiun Manggarai, akibat terdorong oleh desakan penumpang lainnya.
Menurut keterangan pihak KCI, korban mengalami luka-luka dan bisa melanjutkan perjalanan setelah mendapat bantuan penanganan medis dari petugas.
Tentu hal ini patut menjadi pengingat bagi para orang tua, agar lebih waspada saat membawa anak-anaknya naik moda transportasi massal seperti KRL Commuter Line, khususnya di musim liburan.