Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Rusaknya Menular, Eskalator Ditutup, Penumpang Stasiun Manggarai Numpuk

23 Februari 2024   21:24 Diperbarui: 24 Februari 2024   07:31 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naik menggunakan tangga manual (foto: widikurniawan)

Eskalator Stasiun Manggarai tiba-tiba disorot banyak orang, akibat insiden eskalator mati yang tiba-tiba meluncur turun ke bawah. Orang-orang yang sedang berjalan di atasnya pun panik dan ada yang terjatuh.

Kejadian di hari Rabu (21/02/2024) di salah satu eskalator yang menuju peron jalur 11-12 arah Bogor/Depok/Nambo itu dapat Anda baca di artikel berjudul "Lagi-lagi, Eskalator "Horor" Stasiun Manggarai Berulah."

Hari ini, Jumat (23/02/2024) petang hari saat jam sibuk, penumpang KRL yang bermaksud menuju arah peron 11-12 harus dibuat kecewa lagi ketika satu-satunya eskalator yang kemarin masih berfungsi, kini ikut-ikutan mati.

Eskalator itu seolah tak kuasa sendirian menampung beban begitu banyaknya penumpang yang akan menuju peron di lantai paling atas. Kerusakan eskalator di sisi kiri pun akhirnya menular ke eskalator di sisi kanan.

Eskalator ke peron 11-12 kini mati semua dan ditutup aksesnya (foto: widikurniawan)
Eskalator ke peron 11-12 kini mati semua dan ditutup aksesnya (foto: widikurniawan)

Petugas terlihat sibuk mengarahkan para penumpang untuk mengakses tangga manual. Tapi, sudah pasti terjadi bootle neck karena kepadatan manusia yang hendak transit berganti kereta.

Banyak orang terhimpit, terdorong dan tak kuasa menahan desakan di tengah lautan manusia. Padahal di antara mereka terdapat lansia, ibu-ibu, dan orang-orang yang seharusnya mendapatkan prioritas.

Sementara di lift, yang hanya satu-satunya menuju ke peron 11-12, terdapat kerumunan orang menunggu giliran naik. Banyak di antara mereka adalah ibu hamil dan yang secara fisik memang tidak memungkinkan untuk naik berdesakan melalui tangga manual.

Antrean di lift prioritas (foto: widikurniawan)
Antrean di lift prioritas (foto: widikurniawan)

Saya sempat bertanya kepada salah satu petugas yang memperhatikan kerumunan menuju tangga manual dari jarak agak jauh.

"Rusak, silakan pakai tangga manual," ucapnya singkat menjawab pertanyaan saya kenapa eskalator mati.

"Kenapa bisa mati Pak?" tanya saya lagi.

Petugas itu tak menjawab. Raut mukanya kelihatan kesal dan lelah. Ia mengalihkan pandangan dan kemudian beringsut meninggalkan saya.

Memang sebenarnya bukan salah petugas di lapangan, dan saya memang tidak berniat menghakiminya dengan pertanyaan saya. Hanya ingin mendengar bagaimana petugas di lapangan merespons pertanyaan penumpang berdasarkan brief dari atasannya. Itupun kalau ada arahan bagaimana mereka mesti bersikap dan menenangkan penumpang.

Namun, mungkin petugas itu sudah kesal dengan berbagai pertanyaan dan protes dari penumpang. Wajar saja dan manusiawi.

Bukan PT KCI sebagai operator KRL Commuter Line yang bertanggung jawab terhadap fasilitas Stasiun Manggarai seperti eskalator. Tapi Dirjen Perkeretaapian lah yang harusnya bertanggung jawab.

"Selamat malam, Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan, terkait fasilitas eskalator peron jalur 11-12 Stasiun Manggarai, untuk saat ini eskalator ditutup demi keselamatan pengguna dan kami telah berkoordinasi dengan DJKA (Direktorat Jenderal Perkeretaapian) @perkeretaapian untuk upaya perbaikan. Kami imbau kembali agar tetap hati hati menjaga keamanan keselamatan bersama serta tetap ikuti arahan dari petugas. Terima kasih," tulis akun resmi @commuterline melalui media sosial X.

Saat menunggu giliran naik, saya harus menunggu sekitar 8 menit lamanya menanti kerumunan jadi agak longgar. Tapi jika saya menunggu lebih lama, bakalan terdesak pula oleh rombongan penumpang dari kereta berikutnya.

Naik menggunakan tangga manual (foto: widikurniawan)
Naik menggunakan tangga manual (foto: widikurniawan)

Tersisa dua tangga manual yang mengarah ke peron 11-12. Maka jika dua eskalator itu bakal mati berhari-hari atau entah sampai kapan, maka siap-siap saja penumpang arah Bogor/Depok/Nambo bakal disiksa kepadatan setiap jam sibuk sore dan malam hari.

Bayangkan saja, naik tangga manual tanpa desakan saja sudah melelahkan. Eh, ini ditambah desakan, dorongan, walau tak disengaja tapi cukup ngefek juga dan selain capek tentu bisa menyulut emosi.

Okelah, jika kami harus menunggu berhari-hari lamanya. Tapi setelah itu eskalator lama diganti dengan merk baru yang sudah terbukti mumpuni menampung beban begitu banyak orang.

Pastilah penumpang bakal bahagia.

Tapi jika ujung-ujungnya maintenance lagi dengan menanti sparepart yang biasanya lama, bisa jadi itu solusi yang gitu-gitu doang. Sama seperti yang lalu, dan ujung-ujungnya? Mati lagi. Duuuh...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun