Pemuda 21 tahun itu terlihat tenang dan kalem. Perawakannya seperti mas-mas biasa yang sering terlihat di film-film barat dengan tema kehidupan anak sekolahan.
Namun, Conor Bradley belakangan mencuat gara-gara mengisi bek kanan yang sempat lowong karena Trent Alexander-Arnold cedera dan Joe Gomez harus bergeser mengisi posisi bek kiri karena Andy Robertson dan Kostas Tsimikas cedera di saat bersamaan.
Dengan kata lain, Bradley adalah cadangannya cadangan bek kanan Liverpool. Tapi ia mampu membuktikan bahwa ia layak ketika diberi kesempatan oleh Juergen Klopp.Â
Laga Liverpool versus Chelsea dini hari tadi menjadi panggung Conor Bradley. Dipercaya sebagai starter, Bradley sanggup menyerobot sorotan publik yang diprediksi bakal lebih banyak mengarah ke Juergen Klopp yang tengah menghitung hari.Â
Sumbangan 2 assist dan 1 gol dalam kemenangan mutlak 4-1 atas Chelsea adalah pertanda bahwa anak ini bukan sembarang talenta. Wajar jika ia didapuk sebagai Man of The Match laga tersebut. Gelar serupa yang ia raih di pertandingan sebelumnya ketika Liverpool menghajar Norwich 5-2 di FA Cup.Â
Bradley adalah bukti terbaru tangan dingin Juergen Klopp yang mampu melihat potensi pemain muda dari akademi. Pemilik klub, FSG Group, mestinya berterima kasih pada Klopp karena mereka tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli pemain baru pesaing Trent dan Gomez sebagai stok bek kanan. Uangnya pun bisa dipakai buat tambahan beli pulsa bagi para pemain dan staf.Â
Tangan dingin Klopp pula yang mengantarkan pemuda lokal kota Liverpool bernama Curtis Jones kini melangkah maju sebagai salah satu andalan kini tengah The Reds sepeninggal muka-muka lama seperti Jordan Henderson dan James Milner. Sempat dihujani kritikan seperti "pemain titipan pemda setempat", kini bahkan Jones digadang-gadang layak dipanggil Timnas Inggris dalam waktu dekat.Â
Memberikan kepercayaan lebih pada pemain-pemain muda memang salah satu kelebihan Juergen Klopp. Sebuah anomali ketika klub-klub besar di era kapitalis lebih suka jor-joran mendatangkan pemain jadi atau hampir jadi yang berharga gila-gilaan.Â
Entah harus bagaimana para fans dan loyalis Liverpool mesti bersikap hingga jelang akhir musim ini. Rasa khawatir jelas ada, memikirkan seandainya Liverpool salah memilih suksesor Juergen Klopp. Tapi harus diakui pula ada letupan-letupan menyenangkan ketika menonton laga-laga sisa Liverpool di era Klopp.Â