Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ada Apa Kok Penumpang KRL Digiring ke Stasiun BNI City?

3 Januari 2024   21:22 Diperbarui: 4 Januari 2024   06:40 9561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada pemandangan tak biasa di kawasan transit oriented development (TOD) Dukuh Atas di awal tahun 2024 ini. Saat jam sibuk sore hari, dua hari belakangan ini terlihat sejumlah petugas security dan petugas KAI berseragam putih tampak berjaga di depan pintu keluar Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas. 

Mereka sibuk mengarahkan penumpang yang keluar dari stasiun MRT untuk menuju ke Stasiun BNI City, alih-alih ke Stasiun Sudirman yang lebih dekat. 

"Untuk mengurangi kepadatan penumpang di Stasiun Sudirman, kami melakukan penyekatan dan mengimbau pengguna KRL untuk naik dari Stasiun BNI City," begitu kira-kira kalimat pemberitahuan yang diulang-ulang melalui pengeras suara. 

Suasana di TOD Dukuh Atas (foto: widikurniawan)
Suasana di TOD Dukuh Atas (foto: widikurniawan)

Sekedar informasi bagi yang belum tahu, kedua stasiun tersebut memang sangat berdekatan. Semula Stasiun BNI City dibangun dan dioperasikan khusus untuk kereta api Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Tetapi sejak kurang lebih setahun terakhir, Stasiun BNI City dibuka untuk pemberhentian KRL Commuter Line, sehingga bisa menjadi alternatif penumpang untuk naik dan turun KRL. 

Hanya saja, permasalahan klasik di Stasiun BNI City adalah tentang kurangnya minat pengguna KRL harian untuk beralih ke stasiun ini. Mereka lebih suka dan terbiasa memilih Stasiun Sudirman. 

Jadi, ada dua persoalan di sini, pertama ketika Stasiun BNI City seolah tidak laku dan kurang dilirik penumpang KRL. Persoalan kedua adalah fenomena kian menumpuknya Stasiun Sudirman di jam-jam sibuk, utamanya sore dan malam hari, karena bertambahnya penumpang KRL tidak sebanding dengan luas peron yang terbilang sempit. 

Papan penunjuk di TOD Dukuh Atas (foto: widikurniawan)
Papan penunjuk di TOD Dukuh Atas (foto: widikurniawan)

Nah, awal tahun ini mungkin dijadikan awal diterapkannya strategi baru oleh PT KCI guna memecah kepadatan di Stasiun Sudirman. Strategi menggiring calon penumpang yang akan menuju Stasiun Sudirman menjadi belok ke arah Stasiun BNI City cukup membuahkan hasil. 

Setidaknya dua hari ini, saya sebagai salah seorang penumpang yang digiring, melihat banyak penumpang mau mengikuti arahan petugas. Dan rupanya, terlihat juga banyak orang yang belum pernah mengakses Stasiun BNI City, mereka ini terlihat bertanya-tanya dulu kepada petugas karena ragu. 

Sempat pula terdengar suara-suara sumbang soal kebijakan mengalihkan penumpang ini. Ada yang terlihat ngomel dan terdengar mengeluh pada rekannya. 

Suasana di peron Stasiun BNI City (foto: widikurniawan)
Suasana di peron Stasiun BNI City (foto: widikurniawan)

Persoalan yang dikeluhkan antara lain fakta bahwa saat dilakukan pengalihan arus penumpang oleh petugas, situasi peron Stasiun Sudirman rupanya tidak terlalu padat dan terlihat longgar. Sedangkan penumpang yang terpaksa berjalan ke arah Stasiun BNI City dari area dekat Terowongan Kendal, bakal berjalan dengan jarak lebih dari 300 meter atau sekitar 4-5 menitan. 

Bandingkan dengan jarak ke Stasiun Sudirman yang hanya sekitar 50 meter atau sekitar 1 menit berjalan kaki. 

Peron Stasiun Sudirman jadi terlihat sepi (foto: widikurniawan
Peron Stasiun Sudirman jadi terlihat sepi (foto: widikurniawan

Risiko jika hendak naik KRL dari Stasiun BNI City dengan tujuan arah Stasiun Manggarai dan seterusnya, saat berjalan tergopoh-gopoh kita mungkin bakal merasa agak dongkol ketika melihat langsung 2 KRL berangkat sedangkan kita belum sampai di peron tersebut. Opsi naik dari Stasiun BNI City memang lebih cocok bagi penumpang yang tidak sedang buru-buru, dan rela berjalan lebih jauh demi tidak berdesakan di Stasiun Sudirman. 

Berbeda dengan yang memang ingin buru-buru dan terbiasa bergumul dengan padatnya penumpang. Opsi naik KRL dari Stasiun BNI City sama saja dengan membuang waktu yang berharga. 

Pintu masuk Stasiun KRL BNI City (foto: widikurniawan)
Pintu masuk Stasiun KRL BNI City (foto: widikurniawan)

Entah sampai kapan strategi menggiring penumpang ke arah Stasiun BNI City ini dilakukan. Ketika sejumlah penumpang sudah mengendus bahwa mereka sebenarnya bisa saja tetap memaksa naik dari Stasiun Sudirman, bisa jadi besok-besok Stasiun Sudirman bakal kembali dipadati oleh  penumpang.

Niatnya sih baik, mengurangi kepadatan dan beban di Stasiun Sudirman memang harus dilakukan. Tapi PR terbesar yaitu membuat penumpang rela dan sudi untuk melangkahkan kaki ke Stasiun BNI City perlu segera dicarikan solusi jitu. Anggaplah strategi dengan "halo-halo" adalah solusi sementara, maka solusi permanen juga perlu dipikirkan. 

Berjalan mengarah ke Stasiun BNI City (foto: widikurniawan)
Berjalan mengarah ke Stasiun BNI City (foto: widikurniawan)

Berjalan mengarah ke Stasiun BNI City selain lebih melelahkan juga membosankan dan kurang menarik karena minim orang berjualan, beda dengan yang mengarah sebaliknya. Mungkin hal ini perlu dipikirkan dengan memberikan ruang bagi UMKM atau brand ternama untuk berjualan di area yang mengarah ke Stasiun BNI City.

Ya maklumlah, kebanyakan kita kan suka jajan dan lapar mata.

Bisa pula andai disediakan shuttle car semacam mobil golf menuju Stasiun BNI City, seperti halnya di Bandara Soetta untuk menghubungkan antar gate. Ini setidaknya bakal membantu yang mager jalan jauh dan membantu mereka para lansia, ibu hamil atau penumpang yang sedang tidak fit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun