Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Kartu Multi Trip MRT Jakarta Bakal Dihilangkan, Kemajuan atau Kemunduran?

6 Desember 2023   13:23 Diperbarui: 7 Desember 2023   14:49 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses tap saat di gate elektronik MRT Jakarta (foto: widikurniawan)

Terlebih lagi jika harus mengandalkan scan dari aplikasi melalui henpon, aduuuh... sejauh ini justru metode itu terbilang paling lemot dan tidak praktis.

Apa pasal?

Sejauh ini berdasarkan pengamatan tiap hari naik MRT Jakarta, pengguna MRT yang memakai aplikasi via henpon terlihat lebih rempong dan lelet saat berada di barisan antrian untuk masuk ke dalam stasiun. Dia harus buka aplikasi, eh begitu sudah dekat mesin scan, layar henponnya terkunci otomatis.

Ada pula yang ketika akan melakukan scan, terkendala dengan sinyal henpon yang lemot. Jika demikian si pengguna itu akan semakin panik, berulang kali scan gagal terus, dan akhirnya memanggil petugas untuk meminta bantuan.

Kondisi seperti itu hampir selalu ada tiap hari. Terutama di jam sibuk pagi dan sore hari, serta di stasiun-stasiun yang ramai penumpang.

Padahal penumpang lain yang buru-buru banyak, dan harus ngantre di belakangnya. Mereka inilah tipikal penumpang yang menganggap sedetik pun waktu sangat berharga. Maka, menemukan antrean gara-gara lambatnya proses scan atau tap di gate elektronik sungguh tidak menyenangkan.

Antrean di gate elektronik MRT Jakarta saat jam sibuk (foto: widikurniawan)
Antrean di gate elektronik MRT Jakarta saat jam sibuk (foto: widikurniawan)

Rencana penghentian kartu MTT ini patut dipertimbangkan lagi. Terlebih, rata-rata pengguna kartu ini adalah pelanggan setia MRT Jakarta. Saya pun memakainya sejak era MRT Jakarta pertama kali hadir hingga kini.

Bukan soal enggan diajak maju dan lebih digital. Tapi jika opsi yang tersedia justru lebih merepotkan dan masih gitu-gitu aja, serta sebenarnya secara kepraktisan masih di bawah MTT, apa iya harus memaksakan perubahan tanpa menimbang sisi baik dan buruk dari kaca mata pengguna?

Peniadaan e-wallet semacam Gopay, OVO, Dana, dan LinkaAja, sampai sekarang pun masih terasa sebagai blunder. Jangan sampai pula niatnya demi kemajuan, justru tergopoh-gopoh dan menjadi kemunduran.

Akan lebih baik jika kartu MTT tetap dipertahankan sebagai salah satu opsi pembayaran. Bila perlu kembalikan e-wallet yang sempat diakhiri untuk memperluas pilihan pengguna. Jadi jika ada kendala di satu metode pembayaran, misal kurang saldo, bisa menggunakan metode lainnya yang tersedia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun