Syukur kalau dapat helm yang kondisinya masih bagus dan relatif baru. Dipakainya juga nyaman dan terasa aman.
Namun, sering juga saya mendapati helm yang sudah tidak memiliki daya cengkeram terhadap kepala si pemakai, alias longgar atau mekar. Helm yang sudah seperti ini kalau kena hembusan angin dari depan rentan terbang, maka penumpang ojol harus pula sering-sering memegangnya. Terlebih jika tali pengikatnya pun sudah sedemikian kusut tanpa pengait pula.
Ada pula helm yang kaca pelindungnya sudah longgar. Jadi saat kita buka kaca pelindung helm ke atas, tiba-tiba setelah beberapa meter berjalan kaca tersebut bakal turun sendiri menutup wajah kita.
Saya sih kalau dapat helm seperti itu ya woles saja, tak perlu emosi berlebihan atau ngasih rating buruk kepada driver. Anggap saja ketika kaca helm turun menutup wajah secara otomatis itu seperti adegan Tony Stark mengenakan topeng Iron Man miliknya. Keren kan?
Kondisi helm yang sudah tidak ideal lagi dipakai memang bikin penumpang jadi enggan dan kadang risih. Tetapi dari sisi lain kita akan memahami jika helm tidaklah murah bagi abang ojol, dan mungkin dia belum memiliki rezeki lebih untuk membeli yang baru.
Bagaimanapun helm sebaiknya tidak menjadi pemicu sengketa antara driver ojol dengan penumpang. Kalau memang tidak pernah merasa nyaman memakai helm yang disediakan ojol, ya sebaiknya ke mana-mana bawa helm sendiri. Tapi kalau malas bawa helm sendiri ya naiklah angkutan lain, taksi kek.
Namun, jika masih butuh naik ojol tapi enggak mau pakai helmnya, dan malas pula bawa helm sendiri, ya sulit sih kalau begitu. Bisa dapat helm bagus ketika pesan ojol ibarat sebuah misteri keberuntungan dalam undian berhadiah. Kadang bisa dapat bagus, kadang juga dapat yang buluk.
Hidup memang tak bisa selalu sesuai keinginan kita kawan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H