Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Foto Prewedding, Seberapa Pentingkah?

13 September 2023   21:01 Diperbarui: 14 September 2023   13:22 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Pexels.com/Jasmin Wedding Photography

Foto prewedding telah berkembang menjadi semacam tahapan penting dalam rangkaian resepsi pernikahan. Banyak pasangan mendamba hasil foto prewedding yang elegan, unik, dan menuai decak kagum ketika dipasang di undangan maupun saat dipajang di tempat resepsi.

Foto prewedding kian menjadi hal yang lumrah dilakukan seiring dengan makin menjamurnya jasa foto pernikahan. Pasalnya, sesi foto prewedding kerap dimasukkan sebagai bagian dari paket fotografi yang ditawarkan.

Namun, apakah foto prewedding memang benar-benar menjadi kebutuhan dan keharusan dalam acara pernikahan? Apakah sebuah resepsi pernikahan bakal hambar dan kurang menarik tanpa foto prewedding terpampang?

Sah-sah saja sih. Sesi foto tersebut merupakan hak setiap pasangan yang hendak menikah. Tetapi tentu saja ada rambu-rambu dan prinsip kehati-hatian agar tidak berujung negatif.

Sebutlah kasus yang belakangan ini viral. Foto prewedding di Bukit Teletubbies, Bromo, yang semula diimpikan menjadi kenangan manis oleh sepasang calon pengantin, ternyata berubah menjadi malapetaka.

Akibat ceroboh menggunakan flare sampai menyebabkan kebakaran, pengambilan foto prewedding itu justru menjadi mimpi buruk karena harus berurusan dengan pidana dan menuai hujatan masyarakat umum.

Kejadian ini tentu menjadi pelajaran bagi calon-calon pengantin lainnya sebelum melakukan foto prewedding. Perlu dipertimbangkan lagi soal konsep, lokasi pemotretan, dan piranti atau property yang akan digunakan.

Memang, siapapun tidak ingin dan berniat merusak, bahkan membakar bukit hanya untuk sesi foto. Tapi bagaimanapun, sesederhana apapun sebuah sesi foto, harus dipertimbangkan sedetail dan sematang mungkin agar tidak menimbulkan dampak yang merugikan.

Bila perlu, silakan kembali pada pertanyaan: seberapa penting dan perlu adanya foto prewedding saat menikah?

Bukankah tanpa foto prewedding pun sebuah resepsi pernikahan masih bisa berlangsung menarik dan khidmat? Tapi ah, opini ini pastinya tidak akan disukai oleh penyedia jasa fotografi pernikahan.

Saya pribadi saat menikah beberapa tahun lalu, memang sengaja tidak menggunakan jasa foto untuk prewedding, walaupun sudah dirayu-rayu oleh fotografer. Alasannya sebenarnya klasik, sayang duitnya alias dana cekak, haha.

Namun, mendekati hari H, saya dan calon istri waktu itu memiliki ide untuk sekedar jalan-jalan di Jakarta dan berpose di halte busway. Hasil foto itulah yang kami pajang sebagai seolah-olah foto prewedding.

Padahal sama sekali tanpa persiapan, tanpa make up, dan yang pasti tanpa bayar alias cuma keluar ongkos layaknya jalan-jalan biasa. Pakaian pun cuma pakai kaos oblong dan celana jeans. Foto pun yang mengambil juga seorang teman dekat, bukan fotorgafer bayaran.

Hasilnya? Ya lumayan lah bikin keluarga dan tamu-tamu mikir, senyum, dan bertanya-tanya.

"Iki foto opo to Mas? Kok ada busway segala? Tapi lucu juga sih," itulah pendapat seorang kerabat yang masih saya ingat sampai sekarang.

Bagi kami, foto prewedding memang tak sepenting itu sampai harus merelakan jutaan rupiah anggaran khusus untuk itu.

Mungkin ada yang berpendapat bahwa foto prewedding penting banget supaya tamu yang datang tahu betul wajah pengantin dan menghindari tamu salah alamat.

Jika demikian alasannya, pengantin bisa berkreasi jika memang tidak memiliki budget lebih untuk foto prewedding. Misal memajang cetakan pas foto, bisa dengan bingkai seolah-olah KTP, SIM, ijazah, rapor atau buku nikah. Atau gunakan foto-foto sendiri hasil jepretan di smartphone.

Bagi yang belum menikah dan memimpikan foto prewedding yang istimewa, walau dana cekak, pasti tak akan sependapat dengan saya. Tapi yang jelas, umumnya foto prewedding sensasinya hanya berumur cekak.

Jika anda menggelar resepsi 4 jam di gedung, ya maksimal selama itulah sensasi foto prewedding akan terasa. Karena setelah resepsi, foto-foto pernikahan selama resepsi lah yang bakal menyita perhatian dan dinanti-nanti.

Bahkan, tak jarang foto prewedding justru menjadi bahan gunjingan bagi yang melihat. Alih-alih memuji kualitas fotografi dan konsepnya, selalu saja ada yang nyinyir saat melihatnya.

"Tuh lihat, belum nikah aja udah foto gandengan, peluk-pelukan gitu, ih... nggak bahaya tah?"

Ya sudahlah. Kembali lagi ke masing-masing calon pengantin, kalau memang siap dan punya dana lebih, sah-sah saja melakukan foto prewedding.

Namun, sebaiknya buatlah konsep yang aman-aman saja. Aman terhadap lingkungan sekitar lokasi pemotretan, juga sekiranya aman dari cibiran maha pedas dari tamu yang melihat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun