Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Saat yang Lain Gulung Tikar, Mal Ini Justru Bikin Gedung Baru dan Berkibar

12 Agustus 2023   20:17 Diperbarui: 13 Agustus 2023   00:50 2517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrean membeli tiket masuk di sebuah playground baru di CCM 2 (foto by widikurniawan)

Bagi warga Bogor dan sekitarnya, Cibinong City Mall (CCM) sudah tak asing lagi. Pusat perbelanjaan yang beroperasi sejak 10 tahun lalu ini menjadi yang termegah di Kabupaten Bogor dan kerap pula disambangi warga dari Kota Bogor hingga Depok.

Pandemi Covid-19 sempat membuat tempat ini lengang. Bahkan mal-mal lain di Cibinong seperti tak tertolong lagi, sebutlah Cibinong Mall yang kian sepi dan terpuruk, hingga Mal Cibinong Square yang kabarnya sudah masuk list iklan property untuk dijual.

Namun, pengelola CCM seolah punya insting lain. Saat pandemi tengah ganas-ganasnya di tahun 2021, mal ini justru memulai pembangunan gedung baru atau ekstensi di sisi sebelah barat mal.

Saat itu banyak orang merasa ragu dengan pembangunan gedung mal baru itu. Terlebih ketika di berbagai pemberitaan kerap menyebutkan prediksi perekonomian yang bakal suram di tahun-tahun mendatang. Menambah area mal disinyalir jadi tindakan nekat.

Ramainya CCM (foto by widikurniawan)
Ramainya CCM (foto by widikurniawan)

Hingga pertengahan April 2023 lalu, gedung baru 5 lantai yang disebut sebagai CCM 2 mulai dibuka untuk umum. Walau masih terbatas beberapa tenant baru, tetapi rencana hadirnya tenant-tenant dengan brand kelas atas jelas membawa daya tarik tersendiri.

Bahkan saat ini tengah dikebut pembangunan hotel berbintang 4 dengan 11 lantai yang menjadi bagian tak terpisahkan dari area CCM 2. Kabarnya hotel tersebut bakal mulai beroperasi akhir tahun ini.

Penamaan CCM 2 yang mirip episode film, mengingatkan pada konsep penamaan mal ternama seperti Pondok Indah Mal (PIM) 1, 2 hingga 3. Juga seperti Tunjungan Plaza Surabaya yang bahkan punya blok 1 hingga 6.

Hadirnya CCM 2 dan makin ramainya CCM 1 akhir-akhir ini, menjadi fenomena yang menarik untuk dibahas. Konsep mal yang menyasar segmen keluarga ini dinilai memang sesuai kebutuhan masyarakat di daerah penyangga Jakarta.

Ketika mal-mal legendaris di Jakarta berangsur sepi, dan mal di daerah penyangga seperti CCM ini kian berkibar, apa yang sebenarnya terjadi?

Kebutuhan akan hiburan bagi keluarga menjadi salah satu kuncinya. CCM sejak awal memiliki tenant-tenant permainan dan hiburan untuk keluarga yang tak pernah sepi pengunjung.

Antrean membeli tiket masuk di sebuah playground baru di CCM 2 (foto by widikurniawan)
Antrean membeli tiket masuk di sebuah playground baru di CCM 2 (foto by widikurniawan)

Saat CCM 2 dibuka, salah satu tenant yang buka paling awal adalah sebuah playground khusus anak-anak yang tengah "happening". Entah dari mana anak-anak kecil itu tahu soal hadirnya arena bermain baru yang lagi ngetren, dan itulah yang membuat mereka penasaran untuk berkunjung.

Sampai-sampai anak saya sendiri waktu itu merengek ingin diajak ke CCM 2 guna menjajal playground baru.

"Ayo Yah, pakai uang THR lebaran aku kan bisa, teman aku sudah ke sana," pintanya.

Hayuk lah, akhirnya kami pun meluncur ke CCM 2 di pekan ketiga gedung baru itu dibuka. Kami datang relatif pagi, sekitar 30 menit setelah mal buka.

Tren baru dunia permainan anak (foto by widikurniawan)
Tren baru dunia permainan anak (foto by widikurniawan)

Tapi apa yang kami lihat? Antrean panjang mengular anak-anak dan para orang tuanya untuk bisa membeli tiket masuk.

Terbersit dalam benak saya betapa hebatnya strategi pengelola mal ini. Arena bermain anak-anak sengaja dibuka paling awal dibanding tenant-tenant lainnya.

Saya pun terkaget-kaget sendiri saat mencoba menghitung kasar omzet playground tersebut di akhir pekan itu jika dihitung perkiraan jumlah pengunjung dengan harga tiket masuknya.

Area bermain anak-anak (foto by widikurniawan)
Area bermain anak-anak (foto by widikurniawan)

Selain arena bermain anak-anak, di CCM terdapat bioskop di lantai paling atas tetapi tak bisa diakses dengan lift, melainkan hanya eskalator. Ya, ini menjadi salah satu strategi pengelola mal agar pengunjung bioskop setidaknya matanya ikut terpapar dengan produk-produk yang dipajang oleh para tenant.

Bioskop menjadi andalan untuk menarik minat khususnya anak-anak muda. Terlebih saat film-film populer serta box office tengah tayang, bioskop di CCM menjadi salah satu yang diserbu pengunjung.

Jika diperhatikan, sebenarnya tenant berupa resto dan ritel di CCM ini kerap berganti. Dalam artian, ketika ada tenant yang penjualannya seret dan sepi pengunjung, pihak pengelola mal mampu mendatangkan brand penggantinya dengan cepat.

Nama-nama baru yang hadir biasanya juga nggak kaleng-kaleng karena merupakan brand yang tengah naik daun atau banyak muncul di media sosial.

Langkah ini mungkin berimbas pada pelanggan setia brand tertentu, tetapi jika memang faktanya sepi dan kurang peminat ya wajar jika diganti dengan brand baru.

Seperti halnya resto makanan nusantara yang sudah beberapa kali saya datangi karena menunya cocok di lidah saya. Eh, nggak tahunya awal tahun ini sudah berganti dengan resto brand lain.

Panggung hiburan kerap diadakan di CCM (foto by widikurniawan)
Panggung hiburan kerap diadakan di CCM (foto by widikurniawan)

Kreativitas dalam pengelolaan mal memang mutlak diperlukan. CCM adalah salah satu contoh bergesernya istilah yang semula dikenal dengan "pusat perbelanjaan" menjadi "pusat hiburan dan rekreasi" keluarga.

Tak jarang di akhir pekan, mal ini juga menjadi tempat meet and greet serta peluncuran film nasional dengan menghadirkan aktor dan aktrisnya.

Juga panggung-panggung hiburan musik, pencarian bakat sampai dengan kompetisi e-sports pernah hadir di sini.

Tatkala sebuah ritel supermarket besar di mal ini kini menyusutkan area tokonya karena kian sepi pembeli, rupanya datang tenant-tenant baru serta area hiburan yang mampu menyedot animo pengunjung.

Masyarakat saat ini tengah haus hiburan dan haus dengan segala sesuatu yang tengah menjadi tren. Jika ritel produk-produk kebutuhan rumah tangga tengah menurun, maka gantilah dengan sesuatu yang fresh, yang menarik sisi penasaran masyarakat.

Inilah yang harus dibaca oleh pengelola mal agar tidak terpuruk dan berujung gulung tikar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun