Itulah mengapa Stasiun ASEAN menjadi semacam "perwakilan" wajah modernisasi Kota Jakarta serta Indonesia.
MRT Jakarta sebagai sistem transportasi umum modern, beserta layanannya yang profesional, akan dinikmati oleh para tamu-tamu negara tersebut. Memberikan pesan dan kesan bahwa Jakarta serta Indonesia memang "on the track" ke arah kemajuan.
Sebagai penanda sekaligus apresiasi, bahkan pihak MRT Jakarta meluncurkan kartu pembayaran edisi khusus ASEAN. Mungkin inilah kali pertama MRT mengeluarkan kartu edisi khusus.
Bagi penumpang setia, tentu saja menyambut baik karena kelak bisa menjadi semacam item koleksi seperti halnya yang lebih dulu dilakukan oleh KRL Commuter Line.
Menilik sejarah Stasiun MRT ASEAN
Stasiun MRT ASEAN ini semula bernama Stasiun Sisingamangaraja karena terletak di Jalan Sisingamangaraja yang membentang mulai dari sisi selatan Jalan Jenderal Sudirman di Bundaran Senayan, hingga ke arah perempatan CSW di kawasan Blok M, Kebayoran Baru.
Penamaan Stasiun Sisingamangaraja bahkan belum sempat digunakan ketika operasional MRT Jakarta berjalan, karena sejak awal 2019, penamaan stasiun tersebut segera berubah menjadi Stasiun ASEAN untuk menghormati keberadaan Gedung Sekretariat ASEAN di seberang stasiun.
Selain banyak digunakan oleh tamu dan pegawai Sekretariat ASEAN, stasiun ini juga lebih banyak digunakan pegawai kantoran baik pemerintah maupun swasta di sekitar situ. Tak jauh dari situ ada Mabes Polri, Kementerian PUPR, Kementerian ATR/BPN, Kejaksaan Agung, Telkom, PLN, hingga universitas dan sekolah Al Azhar.
Sejak 2 tahun lalu, stasiun ini kian krusial dan semakin ramai penumpang karena keberadaan skybridge yang menghubungkan dengan Halte Transjakarta CSW serta disulapnya simpang CSW menjadi kawasan transit oriented development (TOD).