Lambat laun, pertumbuhan restoran dan hiburan bernuansa Jepang pun pesat di kawasan ini. Mudah dijumpai resto-resto dan bar dengan nama-nama Jepang dan mudah dikenali karena menggunakan tulisan huruf Jepang.
Walau demikian, bukan berarti keberadaan menu lokal tidak ada di kawasan ini. Selain tempat ngopi di kafe kekinian, selalu ada abang-abang dengan gerobak kaki limanya dari menjajakan siomay, rokok hingga sate dan nasi goreng. Demikian pula mereka yang menggelar lapak nasi di trotoar untuk menyediakan makanan murah khususnya bagi para pekerja di area tersebut.
Saat sore hari, aktivitas paling asyik tentunya "JJS". Jalan-jalan sore sambil foto-foto area yang ikonik dan estetis. Tak jarang kita akan menemui model yang tengah melakukan sesi pemotretan di jalan, ataupun pasangan yang tengah melakukan foto pre wedding.
Namun, begitu malam tiba, denyut nadi kawasan Little Tokyo ini seolah menjelma lebih "dewasa". Mobil-mobil mewah terparkir, pria-pria perlente dengan percaya diri masuk ke pintu-pintu bar maupun resto.
Sesekali terlihat pula nona-nona muda yang terburu-buru melangkahkan kakinya dengan sepatu hak tinggi, untuk kemudian menghilang di balik remang pintu bar, karaoke, hingga tempat hiburan malam lainnya.