Pembayaran tersedia dengan cara tunai dan nontunai. Jadi tidak ada kotak kayu dengan lubang mirip celengan seperti lazimnya di toilet-toilet umum di Indonesia.
Jika ingin membayar secara tunai, siapkan selembar uang 5 ribu rupiah yang masih bagus, tidak kumal atau sobek lalu disambung dengan isolatip. Uang tersebut kemudian dimasukkan ke lubang yang tersedia di mesin tiket.
Sejurus kemudian akan keluar tiket atau struk dengan kode QR. Ambil tiketnya dan silakan scan di pintu elektronik untuk bisa masuk ke dalam area toilet.
Sedangkan untuk pembayaran nontunai, pengguna bisa memakai QRIS yang tersedia dari beberapa bank dan dompet digital. Cukup scan, pintu pun terbuka.
Nah, saat masuk di bilik toilet berukuran 2x2 meter, sebenarnya tak jauh beda dengan toilet pada umumnya. Menurut saya lho ya.
Bedanya hanya sensasi mengunci pintu dari dalam dan tiba-tiba pintu tak lagi transparan. Selain itu, ya sama saja sih.
Toilet duduk, wastafel cuci tangan dan muka, cermin, tisu, tempat sampah, serta shower untuk mandi. Hanya saja kalau mau mandi pastikan bawa peralatan mandi sendiri seperti handuk dan sabun. Ini bukan kamar hotel yang sudah tersedia sabun, shampo hingga handuk.
Saat saya mencoba toilet tersebut, aroma di dalam toilet bahkan tidak sewangi toilet-toilet di mal atau di bandara. Padahal bayarnya lumayan juga loh.