Dengan segala kemudahan memesan kamar hotel, seharusnya proses check-in tidak perlu terlalu menyita waktu dan banyak "drama". Berdasarkan pengalaman saya yang lebih sering melakukan pemesanan hotel secara online, saat check-in bisa sangat cepat dan tidak ribet  jika kita telah menyiapkan segala sesuatunya terlebih dulu.Â
Biasanya resepsionis akan meminta kita menunjukkan KTP atau kartu identitas diri, untuk itu tentunya kita tidak bisa beralasan ketinggalan kartu identitas supaya tidak terkendala. Tamu kemudian diminta mengisi formulir dari hotel, mengisi nomor telepon dan tanda tangan.Â
Ada beberapa hotel tertentu yang meminta uang jaminan yang akan dikembalikan ketika check-out. Untuk itulah sebaiknya sediakan uang tunai beberapa ratus ribu untuk jaga-jaga.Â
Proses check-in juga bakal lebih lancar jika kita benar-benar teliti ketika memesan kamar hotel melalui aplikasi. Misalnya soal sarapan. Umumnya ada beberapa pilihan harga kamar yang berbeda-beda di layar aplikasi tergantung apakah sudah termasuk sarapan atau tidak.
Ada tipe kamar yang sama tapi beda harga karena yang lebih mahal terdapat keterangan "termasuk sarapan", dan "tidak termasuk sarapan" untuk harga yang lebih murah. Jika buru-buru atau tidak ngeh, bisa jadi ketika resepsionis menginfokan bahwa pesanan kamar kita tanpa sarapan, ujung-ujungnya kita terpicu untuk protes.Â
Juga ketika memilih tipe kasur seperti single bed, twin bed, double bed, atau king size. Salah pilih atau abai bisa jadi akan membuat kita mendapatkan tipe kasur yang tidak sesuai keinginan.Â
Termasuk dalam hal pilihan jenis kamar smoking atau non-smoking room yang bisa di-request pula melalui aplikasi.Â
Tentu hal-hal semacam itu akan enak jika pihak hotel sudah mempersiapkan kamar sesuai yang diinginkan. Proses check-in bakal "sat-set" tanpa kendala.Â
Beda lagi jika kita diberikan kamar yang tidak sesuai bayangan. Bisa-bisa sebagai tamu kita komplain, padahal sebenarnya hal itu terjadi karena keteledoran sendiri saat memesan via online.
Bolehkah berlama-lama di meja resepsionis?