Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Benarkah Saudi Merusak Sepak Bola Dunia?

10 Juni 2023   14:40 Diperbarui: 10 Juni 2023   14:44 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kompas.tv / Twitter Al Ittihad

Tidak semua orang merasa senang dan antusias terhadap agresivitas Liga Saudi merekrut bintang-bintang sepakbola dunia. Utamanya mereka, para fans sepakbola yang berasal dari Eropa.

"Saudi are about to ruin football," tulis seorang netizen menanggapi rumor Ilkay Gundogan bakal berlabuh ke Saudi.

Komentar-komentar senada banyak bertebaran di kolom komentar Twitter hingga Instagram. Membaca hal itu, seolah ada nada tak rela menyaksikan bintang-bintang top Eropa justru main di liga sepakbola yang semula tak dianggap.

Bicara liga sepakbola, Eropa memang menjadi kiblat. Perputaran uang demikian luar biasa di negara-negara seperti Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, Belanda, bahkan Turki.

Anggapan Saudi bakal merusak sepakbola, adalah bukti ketakutan para fans sepakbola. Tontonan utama sepakbola bisa jadi tak lagi ke Eropa, melainkan ke dataran Saudi.

Apakah salah pihak Saudi? Ya enggak dong. Setiap negara berhak mengembangkan liga sepakbola di negaranya sendiri.

Sepanjang uang tersedia, sponsor berlimpah, hingga penonton antusias, tak ada salahnya sebuah negara jor-joran mengembangkan liga di negaranya.

Sumber: tangkapan layar Instagram
Sumber: tangkapan layar Instagram

Langkah awal dengan menggaet Cristiano Ronaldo menjadi langkah jitu memulai revolusi sepakbola Saudi. Sebagai peraih Ballon d'Or beberapa kali, juga menjadi pemain paling banyak fans di samping Lionel Messi, tak pelak langkah ini membuat dunia melirik sepakbola Saudi.

Bayangkan saja, laga-laga yang melibatkan Al-Nassr kini bisa dilihat langsung oleh pecinta sepakbola di banyak negara lain, termasuk Indonesia.

Jersey Al-Nassr bernomor punggung 7 dengan nama Ronaldo, laris manis di pasaran. Anak-anak muda pun dengan bangganya mengenakan jersey tersebut, walau yang nggak bisa beli aslinya, beli KW pun rela. Bagi klub, tak penting lagi mempermasalahkan jersey KW yang beredar karena sebagai langkah awal, meraih popularitas adalah hal utama.

Ketika hadirnya Ronaldo di musim pertama dinilai sukses, maka wajar jika bintang-bintang dunia ikut ditarik menyusul ke Saudi macam Karim Benzema, N'Golo Kante, dan beberapa nama yang tengah didekati seperti Ilkay Gundogan, Wilfried Zaha hingga Sergio Ramos.

Cristiano Ronaldo boleh berbangga diri bahwa dirinya menjadi pembuka jalan bagi eksodusnya bintang-bintang dunia main di Saudi. Ia bahkan sudah sejak awal optimis bahwa Liga Saudi bakal menjadi salah satu liga terpenting di dunia dalam beberapa tahun ke depan.

Bagi negara seperti Saudi, mengembangkan liga sepakbola berarti lebih untuk meningkatkan sektor ekonomi. Kita tak harusnya tak melihat dari sisi bakar-bakaran uang dengan mendatangkan bintang-bintang papan atas.

Lebih dari itu, Saudi tengah menggenjot sisi pariwisata dan ekonomi kreatif di negaranya. Mereka juga ingin disorot, ingin dilihat dan ingin dikunjungi.

Sumber daya berupa minyak tak bakal lama bertahan. Untuk itulah Saudi wajib melirik sektor lain sebagai sumber pendapatan.

Indonesia pun kalau punya segala sumber daya dan kemauan seperti Saudi sah-sah saja kok. Nggak ada salahnya klub seperti Bali United, Madura United, Persik Kediri hingga Rans Nusantara merekrut pemain top seperti Kyllian Mbappe atau Mohamed Salah, misalnya. Boleh dong berandai-andai.

Hanya saja, bagi fans fanatik, hadirnya top players di negara sepakbola dunia ketiga seolah menjadi masalah bagi mereka. Bayangkan saja, sejak kecil mendukung Manchester United dengan segenap jiwa dan raga, dan mengidolakan Cristiano Ronaldo sebagai GOAT alias greatest of all times, eh tahu-tahu harus menerima kenyataan bahwa bintang idolanya pindah ke klub yang terdengar aneh di telinga, Al-Nassr.

Terasa sangat aneh bagi fans sepakbola, khususnya orang-orang Eropa yang mendukung klub secara tradisional, diturunkan dari orang tuanya. Bayangkan betapa susahnya mereka menyebut nama-nama pemain Al-Nassr rekan setim Cristiano Ronaldo, seperti Al-Khaibari, Al Sulaiheem, Al Najei hingga Al Ghanam.

Tudingan merusak sepakbola hanyalah ketakutan sesaat sebagian fans. Ibarat terbiasa makan burger ala Eropa, mereka mesti mencicipi Saudian Kebab. Tentu lidah tak bisa bohong, dan soal selera pastinya menjadi hak masing-masing orang.

Untuk menjadi top liga di dunia, Saudi juga mesti meningkatkan performa tim nasionalnya. Dalam hal ini, mereka patut berbangga ketika di ajang Piala Dunia 2022 Qatar lalu, tim nasional Saudi Arabia mampu menjungkalkan Argentina 2-1 di laga awal penyisihan grup.

Menjadi satu-satunya tim yang mampu mengalahkan juara dunia adalah catatan sejarah yang memberi semangat lebih untuk perkembangan sepak bola di Saudi. Tinggal bagaimana konsistensi ke depan.

Saudi mesti belajar dari Cina yang sempat jor-joran membeli pemain dunia untuk bermain di liganya beberapa tahun lalu, rupanya tak juga mampu mengubah arah kiblat dunia sepakbola yang masih lekat mengarah ke Eropa. Termasuk tim nasionalnya yang masih memble.

Justru pemain-pemain yang semula dibeli dengan harga selangit untuk bermain di Cina, seperti Marouanne Fellaini, Oscar, Ramires, Demba Ba, Didier Drogba, hingga John Obi Mikel, tak mampu mengangkat pamor Liga Cina ke depan. Bahkan sebagian mereka malah memutuskan balik ke Eropa atau gantung sepatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun