Tidak semua orang merasa senang dan antusias terhadap agresivitas Liga Saudi merekrut bintang-bintang sepakbola dunia. Utamanya mereka, para fans sepakbola yang berasal dari Eropa.
"Saudi are about to ruin football," tulis seorang netizen menanggapi rumor Ilkay Gundogan bakal berlabuh ke Saudi.
Komentar-komentar senada banyak bertebaran di kolom komentar Twitter hingga Instagram. Membaca hal itu, seolah ada nada tak rela menyaksikan bintang-bintang top Eropa justru main di liga sepakbola yang semula tak dianggap.
Bicara liga sepakbola, Eropa memang menjadi kiblat. Perputaran uang demikian luar biasa di negara-negara seperti Inggris, Spanyol, Italia, Jerman, Belanda, bahkan Turki.
Anggapan Saudi bakal merusak sepakbola, adalah bukti ketakutan para fans sepakbola. Tontonan utama sepakbola bisa jadi tak lagi ke Eropa, melainkan ke dataran Saudi.
Apakah salah pihak Saudi? Ya enggak dong. Setiap negara berhak mengembangkan liga sepakbola di negaranya sendiri.
Sepanjang uang tersedia, sponsor berlimpah, hingga penonton antusias, tak ada salahnya sebuah negara jor-joran mengembangkan liga di negaranya.
Langkah awal dengan menggaet Cristiano Ronaldo menjadi langkah jitu memulai revolusi sepakbola Saudi. Sebagai peraih Ballon d'Or beberapa kali, juga menjadi pemain paling banyak fans di samping Lionel Messi, tak pelak langkah ini membuat dunia melirik sepakbola Saudi.
Bayangkan saja, laga-laga yang melibatkan Al-Nassr kini bisa dilihat langsung oleh pecinta sepakbola di banyak negara lain, termasuk Indonesia.