Beberapa kali saya mencoba klik atau tap tombol "coba lagi" tapi rupanya hanya sia-sia belaka. Selanjutnya yang muncul adalah informasi bahwa semua tiket habis terjual.
Hmmm... gagal gaes.
Saya melirik jam di layar komputer ternyata waktu masih menunjukkan pukul 12.02. Artinya tak sampai 2 menit, tiket sudah ludes, entah ke mana.
Apa daya, tiket yang saya harapkan tak bisa didapat. Meskipun sudah standby sejak link penjualan belum dibuka. Meskipun sudah pakai komputer PC sekaligus aplikasi di smartphone.
Herannya, hanya dalam hitungan beberapa menit kemudian, sudah banyak orang yang menawarkan WTS alias want to sell tiket di media sosial dengan beragam harga dan alasan mengapa dijual.
Ada yang mengaku tidak mendapat ijin dari kantornya untuk cuti dan nonton di GBK, sehingga ia terpaksa menjual tiketnya yang baru diperoleh beberapa menit sebelumnya. Ah, yang benar?
Ada pula yang terang-terangan memang buka usaha jastip alias jasa titipan, dengan  hanya mengambil selisih untung harga 50 hingga 150 ribu rupiah. Rupanya jastip adalah istilah halus dari kata "calo".
Tentu saja segala penawaran semacam itu patut diwaspadai. Sudah banyak korban yang tertipu dengan nominal yang tak sedikit.
Berkaca dari berbagai peristiwa penipuan penjualan tiket Coldplay, sebaiknya kita tidak mudah percaya dengan penawaran menggiurkan untuk menyediakan tiket pertandingan laga Indonesia versus Argentina.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H