Hiruk pikuk penumpang di Stasiun Manggarai, memaksa Direktorat Jenderal Kereta Api (DJKA) membangun tangga tambahan. Tangga tambahan di sisi utara stasiun sudah berkali-kali diminta oleh berbagai pihak, dan akhirnya direalisasikan setelah melalui berbagai evaluasi.
Keberadaan tangga tambahan di Stasiun Manggarai sudah mulai digunakan sejak libur lebaran kemarin setelah melalui proses pembangunan kurang dari dua bulan.
Cukup singkat, karena tangga tambahan di sisi utara stasiun yang menghubungkan lantai concourse dengan peron bawah menggunakan konstruksi besi yang relatif lebih mudah untuk pasang dan bongkar.
Harus diakui, bagi penumpang yang naik dan turun dari gerbong di sisi ujung utara peron, keberadaan tangga tambahan ini bisa menjadi pilihan daripada berdesakan di eskalator.
Tujuan penambahan tangga ini adalah untuk memecah kepadatan penumpang ketika transit. Terutama di sisi utara yang beban kepadatan lebih berpusat pada tangga eskalator. Sementara keberadaan tangga manual lainnya berada di bagian tengah dan sisi selatan.
Namun, apakah keberadaan tangga tambahan di ujung peron 6-7 dan peron 8-9 sudah cukup memadai untuk memberikan kenyamanan bagi seluruh penumpang? Berdasarkan hasil pengamatan sekitar dua pekan ini, kok rasanya tidak terlalu berpengaruh signifikan.
Terlebih ketika belakangan ini justru tangga berjalan atau eskalator lagi-lagi kumat penyakitnya. Eskalator kembali harus "rehat sejenak" alias mati sementara sehingga penumpukan penumpang saat jam sibuk masih menjadi pemandangan khas di Stasiun Manggarai.
Seperti halnya Jumat, 12/5/2022 sore kemarin, dua eskalator di peron 8-9 yang seharusnya difungsikan untuk membawa penumpang naik ke lantai concourse, ternyata yang berfungsi hanya satu. Sedangkan satu lagi mati untuk entah keberapa kalinya dalam setahun ini.