Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Tiket Mudik Gratis Diperjual Belikan? Tega!

18 April 2023   20:05 Diperbarui: 18 April 2023   20:18 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejumlah tiket mudik gratis 2023 yang diperjualbelikan melalui dunia maya memicu kehebohan. Patut disesalkan karena berarti jatah untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan, disinyalir jatuh ke tangan yang salah.

Tiket mudik gratis memang diperebutkan banyak orang. Bukan semata karena gratis sehingga hemat biaya, tetapi banyak juga yang berusaha mendapatkan tiket mudik gratis karena tiket transportasi reguler berbayar sudah lebih duluan ludes.

Sumber: Twitter @BisKota_
Sumber: Twitter @BisKota_

Mudik gratis menjadi program yang digagas oleh berbagai instansi pemerintah, BUMN, hingga perusahaan swasta. Tetapi faktanya mendapatkan tiket mudik gratis tak semudah yang dibayangkan.

Ada penyelenggara yang menerapkan sistem antrian langsung di lokasi, ada pula yang memakai sistem online. Karena masing-masing penyelenggara menggunakan sistemnya sendiri dan tak terintegrasi satu sama lain, maka dimungkinkan muncul potensi seseorang mendaftar ke berbagai program mudik gratis dan sukses secara bersamaan.

Misal nih, si A mendaftar ke Kemenhub dapat tiket untuk 4 orang (sekeluarga). Lalu dia daftar ke PLN dapat juga, Jasa Raharja juga dapat, daftar Polri juga berhasil, dan seterusnya sampai dapat banyak tiket.

Jika terjadi kemungkinan demikian, maka potensi diperjualbelikan lagi sangatlah besar.

Sumber: Twitter @BisKota_
Sumber: Twitter @BisKota_

Kemenhub, sebagai penyelenggara mudik gratis terbesar, memang sudah memberlakukan verifikasi NIK untuk mencegah pendaftaran ganda. Tapi itu kan hanya berlaku di internal program mudik gratis milik Kemenhub saja. Tidak bisa menyentuh penyelenggara di luar mereka.

Sedangkan masyarakat yang sudah mendaftar di Kemenhub bisa mencari lagi tiket serupa di penyelenggara lainnya. Sah-sah saja, tapi jika banyak orang melakukan hal demikian, pasti banyak orang yang bakal dirugikan karena tak kebagian tiket.

Kelemahan sistem yang berbeda-beda selain bisa dimanfaatkan calo juga berpotensi membuat moda seperti bus dan kereta tak terisi penuh saat keberangkatan. Apa pasal?

Ada kemungkinan seorang pendaftar memang sengaja mendaftar di banyak tempat karena takut kehabisan kuota. Meskipun ia tidak berniat untuk menjualnya lagi, tetapi karena pendaftaran rata-rata menggunakan sistem pengumuman dan selanjutnya daftar ulang, maka sebelum ada kepastian tiket didapat, seseorang bisa mendaftar pada penyelenggara mudik gratis lainnya.

Dampaknya baru kelihatan pada saat keberangkatan. Jika terdapat bus-bus atau gerbong kereta yang tidak penuh terisi penumpang, bisa jadi kursi kosong tersebut adalah akibat orang yang melakukan pendaftaran ganda di banyak tempat.

Sumber: @BisKota_
Sumber: @BisKota_

Fenomena ini pun sudah ada yang melaporkan melalui cuitan di media sosial. Bus dan kereta terlihat lengang karena nama yang terdaftar tidak muncul.

Akibatnya bisa fatal karena tujuan mudik gratis yang salah satunya untuk membatasi penggunaan kendaraan pribadi dan mengurangi kemacetan, bisa gagal karena faktanya masih banyak kursi kosong yang tidak dimanfaatkan.

Sumber: Twitter @BisKota_
Sumber: Twitter @BisKota_

Evaluasi sudah pasti harus dilakukan penyelenggara mudik gratis agar kejadian seperti ini bisa diantisipasi lebih baik. Walau penyatuan sistem pendaftaran menjadi tunggal memang sangat sulit dilakukan karena perbedaan instansi penyelenggara dan sumber anggaran.

Kecuali hanya perusahaan yang bernaung di bawah BUMN yang dimungkinkan penyatuan sistem pendaftaran. Saat ini pun beberapa perusahaan BUMN sudah menyatukan sistem pendaftaran mudik gratis meskipun ada beberapa lagi yang tetap memaksimalkan menggunakan aplikasi mobile bawaannya.

Menjadi wajar jika kejadian viralnya penjualan tiket mudik gratis membuat geram masyarakat. Saya bahkan teringat obrolan dengan ojek online yang membawa saya beberapa hari lalu.

Karena melihat plat nomornya berkode sebuah daerah di Jawa Tengah, saya sempat basa-basi menanyainya soal kapan rencana mudik.

"Belum tahu Pak, soalnya kemarin gagal terus daftar mudik gratis," ucapnya.

Entahlah apakah sekarang ia sudah berhasil menggenggam tiket gratis untuk mudik ke kampung halamannya. Tetapi jika tahun ini ia tak bisa mudik dikarenakan haknya terambil orang lain, saya hanya bisa mendoakan agar di lain kesempatan ia mendapat limpahan rezeki untuk bisa pulang ke kampung halamannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun