Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Bisnis Thrifting Diberangus, Bagaimana dengan Industri Pakaian KW?

19 Maret 2023   20:13 Diperbarui: 24 Maret 2023   12:43 705
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uang segitu jelas sangat terbatas untuk mendapatkan produk fashion lokal yang punya nilai "plus". Terlebih bagi kalangan remaja atau anak muda yang lingkungannya karapkali mementingkan gaya dibandingkan hal lain. Namanya juga anak muda, pengennya gaya walau budget pas-pasan.

Memang faktanya masih banyak produk fashion lokal untuk anak muda dengan harga terjangkau. Misal saja kaos dan hoodie di bawah 100 ribu. Tapi coba perhatikan baik-baik bagaimana desain dan merk yang tercantum.

Bisa saja Adidas, Nike, Puma, Under Armour yang tercantum, tapi bisa dipastikan produk tersebut palsu alias KW. Ya, mana ada kaos Nike asli kok harganya 25 ribu rupiah? Belinya di bazar menjelang lebaran pula.

Soal barang fashion KW ini sebenarnya sudah lama ada dan menjamur. Ironisnya, produk-produk tersebut masuk kategori industri lokal.

Lebih ironis lagi jika barang KW tapi justru impor dari negara lain. Ini kerap terjadi pada produk jersey kostum sepak bola KW asal Thailand yang menjamur dan laris manis di mana-mana.

Salah satu produk KW harga murah di Tokopedia/Tangkapan layar dokumentasi pribadi
Salah satu produk KW harga murah di Tokopedia/Tangkapan layar dokumentasi pribadi

Saat ini merk-merk lokal untuk fashion anak muda memang kian hari kian meroket dan menemukan pasarnya, sebut saja Erigo, 3Second, Bloods, Kamengski, Ouval Research, Dagadu, hingga Joger. Tapi merk lokal tersebut juga memiliki masalah yang sama soal produk bajakannya.

Pemilik brand lokal di atas memang harus diakui sebagai pionir yang memiliki kreativitas tersendiri. Mereka berjuang dari awal menelurkan desain fashion yang khas dan berbeda.

Namun, tidak semua industri pakaian lokal memiliki satu hal penting yang berwujud "kreativitas". Satu-satunya kreativitas yang dimiliki adalah meniru produk yang sudah terkenal dan menjualnya dengan harga lebih murah.

Ironisnya justru barang KW inilah yang sangat mudah didapatkan di sekeliling kita. Toko-toko pakaian di pasar, kios-kios di mal kelas menengah, pasar kaget, car free day, hingga bazar-bazar ramadan yang sebentar lagi bakal bermunculan.

Pakaian KW, hingga sepatu dan tas KW, juga sangat mudah ditemukan di marketplace dengan harga yang terkadang tidak masuk akal saking murahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun