Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Ketemu Driver Taksi Online Ngantuk Berat, Harus Bagaimana?

25 Februari 2023   12:27 Diperbarui: 25 Februari 2023   17:28 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: unsplash.com/Hareezz Hussaini

Akhirnya di sisa perjalanan, saya terus berusaha mengajaknya ngobrol ngalor ngidul untuk menjaganya tetap melek. Untungnya tujuan akhir tak terlalu jauh lagi, tapi memang jadi terasa panjang karena ada rasa "deg-degan" kalau tiba-tiba drivernya meleng lagi.

Kejadian kedua, terjadi saat saya menggunakan taksi online di dalam kota Jakarta. Jarak tempuhnya memang tidak terlalu jauh, tapi malam itu si abang drivernya nyetir seperti orang mabuk.

Tiba-tiba ia nyelonong ke kiri dan hampir mobilnya hampir mencium sepeda motor. Ngantuk nih orang.

Masalahnya, kalau ngantuk dan hampir celaka, biasanya diikuti sumpah serapah yang tidak pantas diucapkan. Walau bukan ditujukan untuk penumpang, tetapi sangat tidak nyaman untuk didengar.

Solusi driver ngantuk bagaimana?

Bagi penumpang, sebaiknya perlu mengetahui kondisi driver begitu kita masuk ke dalam mobilnya. Driver yang ngantuk dan sedang dalam kondisi kelelahan biasanya ketika disapa tidak akan menjawab dengan ramah dan responsif.

Ngajak ngobrol memang bisa jadi solusi sementara, tapi hal itu tidak akan menghilangkan fakta bahwa si driver juga sedang dalam kondisi yang kelelahan atau tidak fit. Apalagi kalau obrolannya malah menjurus ke politik, walah bisa berabe kalau ada perbedaan pendapat tentang politik antara driver dan penumpang.

Bisa saja penumpang justru menggantikan peran drivernya untuk nyetir, tapi itu justru lebih salah lagi andai terjadi apa-apa di jalan. Lebih baik penumpang minta turun di jalan jika cara nyetirnya sudah tak bisa ditoleran lagi, meskipun sebenarnya belum sampai tujuan akhir. Tetapi langkah ini sudah pasti memang merugikan penumpang.

Soal driver taksi online yang mengantuk memang tidak bisa dilepaskan dari faktor mengejar orderan sebanyak-banyaknya. Konon ada bonus atau insentif tertentu yang diperoleh driver dari pihak aplikasi jika menyelesaikan orderan dengan jumlah tinggi dalam sehari.

Manusiawi di zaman cari duit serba sulit.

Namun demikian, tentu keselamatan berkendara yang dikorbankan. Risiko kecelakaan lalu lintas menjadi besar. Penumpang jadi was-was dan merasa tidak nyaman.

Seharusnya pihak aplikasi menerapkan batasan jam kerja bagi mitra pengemudinya. Misal tidak boleh lebih 12 jam dalam sehari. Jika melebihi, otomatis mitra tidak akan bisa mendapat orderan lagi melalui aplikasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun