Terowongan Kendal dikenal sebagai salah satu bagian area transit oriented development (TOD) Dukuh Atas, Jakarta Pusat yang menghubungkan Stasiun KRL Sudirman dengan pintu masuk Stasiun MRT Dukuh Atas serta Stasiun KA Bandara BNI City.
Dulunya, Terowongan Kendal adalah jalan raya yang bisa dilalui kendaraan bermotor. Hingga sejak konsep TOD mulai dikembangkan, terowongan yang merupakan kolong di bawah Jalan Jenderal Sudirman ini disulap menjadi area pedestrian yang hanya diperuntukkan bagi para pejalan kaki.
Area ini kemudian berubah menjadi cantik dengan lampu yang bisa berubah warna dan bagian dinding yang secara berkala dilukis mural dengan berbagai tema oleh para seniman. Terowongan Kendal pun memiliki sisi humanis sebagai ruang publik yang menampung beragam kreativitas sekaligus sebagai akses masyarakat untuk kebutuhan bertransportasi.
Umumnya, yang melintasi Terowongan Kendal adalah para penumpang yang keluar dari Stasiun Sudirman maupun Stasiun MRT Dukuh Atas, untuk berpindah antar moda maupun berjalan menuju tempat kerja di perkantoran kawasan Sudirman.
Kian hari seiring bertambah ramainya Terowongan Kendal yang mengukuhkan diri sebagai salah satu spot ikonik Jakarta, aroma cuan pun ikut tercium. Maka tak mengherankan jika pada akhirnya di area Terowongan Kendal kerap dipenuhi tenda-tenda bazar UMKM.
Semula tak ada masalah berarti dengan keberadaan bazar UMKM di dalam Terowongan Kendal. Palingan berlangsung hanya beberapa hari saja dan kemudian menghilang lagi hingga bulan berikutnya jika ada event tertentu.
Namun, belakangan seolah tiada hari tanpa bazar di Terowongan Kendal. Pekan ini saja masih berlangsung bazar UMKM dengan tema Imlek.
Meski temanya Imlek, yang diperdagangkan nyaris sama dari tema satu ke tema lainnya. Rata-rata peserta bazar adalah penjual makanan, bisa makanan berat seperti gudeg, ayam taliwang atau nasi uduk, hingga aneka kue, minuman  sampai dengan pakaian.