Jadi meski judulnya sekarang menjadi KAI Commuter Bandara, tetapi sebenarnya siapapun bisa naik kereta tersebut tanpa harus menuju atau pulang dari Bandara Soetta.Â
Ya kalau mau jujur sih, ini adalah alih strategi melirik pasar eceran, ketika konsep semula yang menyasar penumpang khusus dari dan ke Bandara ternyata tidak sesuai harapan.
Saat bisa jadi masyarakat akan menyamakan KAI Commuter Bandara ini semacam KRL ekspress yang dulu sempat hadir sebagai salah satu pilihan selain KRL Ekonomi. Jenis KRL yang lebih nyaman, tidak berhenti di setiap stasiun, dan tentunya lebih mahal.
Atau mungkin saja inilah yang dimaksud dengan pembedaan tarif antara si kaya dan miskin yang tempo hari sempat mencuat. Naik KA Bandara dengan harga 10 ribu dari Stasiun BNI City ke Manggarai tentu hanya bakal dijabani oleh orang-orang yang kelebihan duit saja, mengingat jika naik KRL Commuter Line dengan 5 ribu rupiah sudah bisa sampai ke Bojonggede di daerah Bogor jika naik dari Stasiun BNI City.
Kaum "mendang-mending" dan para penumpang harian yang notabene pekerja ibu kota dengan penghasilan pas-pasan, mana mau naik KA Bandara meski dengan keistimewaan kereta yang lebih nyaman. Mendingan naik KRL biasa saja, nggak pakai ribet, toh sama-sama cuma mentok sampai Stasiun Manggarai juga.
Menunggu fleksibilitas pembayaran KA Bandara
Soal pembayaran tiket juga menyisakan permasalahan sendiri bagi KA Bandara Soetta, khususnya bagi penumpang yang niatnya cuma rute pendek tanpa harus ke Bandara. Meskipun sistem pembayaran sudah bisa menggunakan Kartu Multi Trip (KMT) keluaran PT KCI, tapi ada minimal saldo yang harus dipenuhi penumpang, yaitu 70 ribu rupiah.Â
Jadi jika saya hendak menuju Stasiun Manggarai dari Stasiun BNI City yang tarifnya 10 ribu, tentu saja tidak bisa jika KMT saya saldonya tinggal 30 ribu rupiah. Padahal saldo 30 ribu bagi saya masih bisa digunakan selama 3 hari pulang pergi naik KRL.Â
Ada solusi pembayaran lainnya menggunakan e-ticket. Tapi sistem itu tidak cocok bagi penumpang jarak pendek karena tidak bisa sewaktu-waktu naik dan tiket bisa hangus jika tidak jadi naik atau terlambat.Â
Tipikal penumpang rute pendek ini adalah fleksibel mau naik KRL atau KA Bandara, yang penting saat kereta apapun di depan mata datang maka ia akan naik.Â
E-ticket hanya pas digunakan bagi mereka yang memang tujuannya ke Bandara Soetta atau sebaliknya.Â