Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pin Ibu Hamil Marak Diperjualbelikan di Lapak Online, Salahkah?

16 Januari 2023   18:15 Diperbarui: 16 Januari 2023   18:46 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar penjualan pin ibu hamil di Tokopedia

Namun, belakangan muncul kabar tak sedap soal pin ibu hamil yang ternyata dijual bebas melalui marketplace. Dengan desain yang mirip, hanya minus logo KAI saja, pembeli bisa memperolehnya dengan harga 7 ribu rupiah sampai dengan 17 ribu rupiah.

Tangkapan layar penjualan pin ibu hamil di Tokopedia
Tangkapan layar penjualan pin ibu hamil di Tokopedia

Masalahnya, dari satu marketplace saja sudah terlihat penjualan pin ibu hamil "abal-abal" itu sudah mencapai ratusan jumlahnya. Artinya selama ini di antara penumpang KRL yang mengenakan pin ibu hamil, rupanya banyak yang mendapatkan dari cara membeli secara online.

Apakah salah?

Jika alasannya tidak sabar dengan prosedur panjang untuk mendapatkan pin ibu hamil, sementara usia kehamilan terus berjalan, maka yang diperbaiki adalah sistemnya. PT KCI harus melakukan evaluasi soal ini. Keluhan soal lamanya menunggu pin jadi, bahkan ada yang menunggu hingga sebulan, pasti terasa ribet bagi yang membutuhkan.

Belum lagi pendaftar pin harus mengambilnya langsung ke stasiun yang tidak biasa dilaluinya, menjadi persoalan tersendiri selama ini. Wajar jika ada keluhan, karena hanya 6 stasiun yang menjadi tempat pengambilan pin ibu hamil, yakni Stasiun Bogor, Sudirman, Juanda, Tanah Abang, Duri dan Bekasi. Tentu bagi ibu hamil butuh effort lebih untuk menuju ke stasiun tersebut jika bukan menjadi jalur yang sehari-hari dilalui.

Mungkin itulah salah satu alasan kenapa pin ibu hamil laku di lapak online. Walau tak dibenarkan, penumpang yang tengah hamil tak sabar untuk segera mendapatkan pin itu karena memang sehari-hari sangat dibutuhkan.

Nah, beda lagi jika pembeli pin "abal-abal" itu ternyata bukan ibu hamil, tapi hanya ngaku-ngaku saja supaya dapat prioritas tempat duduk. Sungguh perbuatan yang tidak tahu malu dan mau enaknya saja, walau rasa malu di dalam KRL kini bisa disamarkan dengan memakai masker.

Jika alasannya supaya dapat tempat duduk karena lelah berdiri dan berdesakan, ketahuilah wahai penumpang "kreatif", bahwa semua orang yang naik KRL juga lelah dan pusing menghadapi realita hidup. Jadi bukan anda saja keleus yang mau duduk.

Lalu apakah yang jualan pin salah?

Sejauh ini tidak ada larangan tegas dari pihak operator KRL. Hanya imbauan bagi penumpang agar memakai pin yang resmi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun